Jeruk, buah berwarna cerah dengan rasa manis atau sedikit asam, telah menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia. Tak hanya enak dimakan langsung, jeruk juga bisa diolah menjadi jus, selai, atau bahkan bahan masakan. Di balik kesegarannya, jeruk menyimpan banyak fakta menarik, mulai dari sejarahnya yang panjang hingga manfaat kesehatan yang luar biasa.
Di Indonesia, jeruk mudah ditemukan di pasar tradisional hingga supermarket. Beberapa jenis jeruk lokal seperti jeruk Pontianak, jeruk Medan, dan jeruk Siam sangat populer. Namun, tahukah kamu bahwa jeruk sebenarnya berasal dari Asia Timur dan telah dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu?
Sejarah Jeruk
Jeruk memiliki sejarah panjang yang dimulai dari wilayah Tiongkok Selatan, India Timur Laut, dan Myanmar. Catatan tertua tentang jeruk manis (Citrus × sinensis) ditemukan dalam literatur Tiongkok pada tahun 314 SM. Pada masa itu, jeruk sudah dibudidayakan dan diperdagangkan sebagai buah yang bernilai tinggi.
Bangsa Arab dan Persia kemudian membawa jeruk ke Timur Tengah dan Eropa sekitar abad ke-10. Jeruk menjadi simbol kemewahan di Eropa pada Abad Pertengahan, dan hanya kalangan bangsawan yang bisa menikmatinya. Barulah pada abad ke-15, ketika penjelajah Portugis membawa jeruk ke Amerika, buah ini mulai dibudidayakan secara luas.
Di Indonesia, jeruk diperkenalkan oleh pedagang India dan Tiongkok sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Kini, jeruk telah menjadi salah satu buah paling populer di Tanah Air, dengan sentra produksi utama di Pontianak, Medan, dan Batu (Jawa Timur).
Jenis-Jenis Jeruk yang Paling Populer
Dunia jeruk menawarkan keragaman yang luar biasa dengan ratusan varietas yang tersebar di berbagai belahan bumi. Namun dari sekian banyak jenis, ada beberapa varietas yang telah menjadi favorit masyarakat global karena cita rasa dan karakteristik uniknya. Mari kita telusuri satu per satu jenis jeruk yang paling banyak dikonsumsi ini.
1. Jeruk Manis (Citrus × sinensis)
Jeruk Manis (Citrus × sinensis) mendominasi pasar buah dengan popularitasnya yang tak terbantahkan. Varietas ini mudah dikenali dari rasanya yang manis menggoda, kandungan air yang melimpah, serta kulit buah yang relatif mudah dikupas. Di Indonesia sendiri, kita bisa menemukan beberapa kultivar unggulan seperti Jeruk Medan yang terkenal dengan daging buahnya yang tebal dan rasa manisnya yang khas. Ada pula Jeruk Pontianak yang menawarkan kesegaran ekstra dengan rasa sedikit asam dan kulit yang tipis. Untuk para penggemar jus, Jeruk Valencia menjadi pilihan utama karena kandungan airnya yang sangat tinggi, membuat setiap tegukan jus terasa begitu memuaskan.
2. Jeruk Mandarin (Citrus reticulata)
Jeruk Mandarin (Citrus reticulata)Â menawarkan pengalaman berbeda dengan ukurannya yang lebih kecil dan kulit yang sangat mudah dikupas. Di tanah air, kita bangga memiliki Jeruk Keprok sebagai varietas lokal unggulan, dengan Jeruk Keprok Batu 55 sebagai salah satu primadonanya. Sementara itu, dari negeri sakura datang Jeruk Satsuma yang terkenal dengan kemanisannya yang istimewa dan biji yang hampir tidak ada, membuatnya sangat praktis untuk dikonsumsi.
3. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)Â hadir dengan karakter yang sama sekali berbeda. Dengan kulit hijau yang khas dan rasa asamnya yang tajam, jeruk ini lebih sering berperan sebagai penambah cita rasa dalam berbagai masakan dan minuman penyegar. Kehadirannya dalam sambal, sop, atau es jeruk nipis selalu dinantikan untuk memberikan sentuhan asam yang segar.
4. Jeruk Bali (Citrus maxima)
Jeruk Bali (Citrus maxima)Â mencuri perhatian dengan ukurannya yang besar dan mengesankan. Dibalik kulit tebalnya tersembunyi daging buah yang tebal dengan rasa manis yang khas, meski kadang disertai sedikit rasa pahit di bagian kulit dalamnya. Jeruk ini sering menjadi buah tangan khas dari daerah-daerah penghasilnya di Indonesia.
5. Jeruk Lemon (Citrus limon)
Terakhir, Jeruk Lemon (Citrus limon) dengan kulit kuning cerahnya yang ceria, menawarkan rasa asam yang kuat dan kandungan vitamin C yang melimpah. Lemon telah menjadi bahan wajib dalam berbagai minuman kesehatan, kue, hingga hidangan utama. Keasamannya yang khas mampu membangkitkan cita rasa berbagai masakan, sementara aroma segarnya sering dimanfaatkan dalam berbagai produk rumah tangga.
Kandungan Nutrisi Jeruk
Jeruk terkenal sebagai sumber vitamin C, tetapi sebenarnya nutrisinya jauh lebih lengkap. Dalam 100 gram jeruk, terkandung:
- Kalori: 47 kkal
- Karbohidrat: 11,8 g
- Serat: 2,4 g
- Protein: 0,9 g
- Vitamin C: 53,2 mg (89% kebutuhan harian)
- Folat (Vitamin B9): 30 mcg
- Kalium: 181 mg
- Kalsium: 40 mg
Selain itu, jeruk mengandung antioksidan flavonoid seperti hesperidin dan naringenin, yang membantu melawan radikal bebas penyebab penyakit kronis.
Cara Menanam Jeruk dalam Pot (Tabulampot)
Bagi kamu yang ingin merasakan keseruan memanen jeruk hasil sendiri, menanam jeruk di rumah bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Tak perlu lahan luas, dengan teknik yang tepat, jeruk bisa tumbuh subur bahkan di pot sekalipun. Mari kita bahas tahap demi tahap cara menanam jeruk yang efektif.
1. Pilih Bibit Unggul
Langkah pertama yang paling krusial adalah seleksi bibit. Disarankan memilih bibit hasil okulasi atau cangkok dari penangkar terpercaya. Bibit jenis ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain sifat genetik yang sama dengan induknya, lebih cepat berbuah (biasanya dalam 1-2 tahun), serta ketahanan yang lebih baik terhadap penyakit dibandingkan bibit dari biji.
2. Siapkan Media Tanam
Media tanam yang tepat merupakan kunci keberhasilan. Buat campuran terdiri dari tanah subur, pupuk kandang yang sudah matang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Tanah berfungsi sebagai media utama, pupuk kandang menyediakan nutrisi organik, sementara sekam bakar membantu aerasi dan drainase. Sebelum digunakan, sebaiknya media tanam ini disterilkan terlebih dahulu dengan cara dikukus atau dijemur di bawah terik matahari.
3. Penanaman
Gunakan pot dengan diameter minimal 40 cm yang memiliki lubang drainase cukup. Letakkan pecahan genting atau batu bata di dasar pot setebal 5 cm untuk mencegah media tanam keluar sekaligus memastikan drainase baik. Isi pot dengan media tanam hingga 2/3 bagian, buat lubang tanam sesuai ukuran polybag bibit. Setelah bibit ditanam, padatkan media di sekitar pangkal batang untuk menopang tanaman, lalu siram hingga media cukup basah.
4. Perawatan
Perawatan rutin meliputi:
- Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, disesuaikan dengan kondisi cuaca. Pada musim kemarau perlu penyiraman lebih intensif.
- Pemupukan menggunakan pupuk NPK dengan dosis sesuai petunjuk kemasan setiap 3 bulan. Tambahkan pupuk organik seperti kompos setiap 6 bulan.
- Pemangkasan cabang yang kering, sakit, atau tumbuh tidak teratur untuk mempertahankan bentuk tanaman dan merangsang pertumbuhan baru.
5. Panen
Dengan perawatan tepat, jeruk dalam pot biasanya mulai berbuah pada usia 1-2 tahun. Tanda-tanda jeruk siap panen meliputi perubahan warna kulit menjadi kuning atau oranye merata, aroma khas jeruk yang kuat, serta tekstur buah yang padat namun tidak terlalu keras saat ditekan. Gunakan gunting pangkas saat memanen untuk menghindari kerusakan pada tangkai buah.
Tips Tambahan:
- Letakkan pot di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6 jam sehari
- Lakukan rotasi pot secara berkala agar semua bagian tanaman mendapat cahaya merata
- Waspadai hama seperti kutu daun dan ulat dengan pemeriksaan rutin
- Di musim hujan, berikan naungan plastik transparan jika curah hujan sangat tinggi
Akhir kata, jeruk bukan sekadar buah biasa. Ia memiliki sejarah panjang, ragam jenis yang lezat, dan segudang manfaat kesehatan. Dengan teknik tabulampot, siapa pun bisa menanam jeruk di rumah, bahkan di lahan terbatas.
Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah konsumsi jeruk secara rutin atau coba budidayakan sendiri. Dijamin, hidup akan terasa lebih segar!
Baca juga:
- Peluang Bisnis dengan Cara Menanam Jeruk Dekopon
- Cara Menanam Bunga Telang dari Batang
- 11 Tanaman Pengusir Tikus untuk Rumah Bebas Gangguan
- Cara Merawat Lidah Mertua Outdoor agar Tetap Tumbuh Subur
- Ini 15 Tanaman Pembersih Udara di Kamar
Referensi
- Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2019). Citrus fruit fresh and processed: Statistical bulletin 2019. FAO. https://www.fao.org/3/ca6463en/ca6463en.pdf
- Wu, G. A., Terol, J., Ibanez, V., López-GarcÃa, A., Pérez-Román, E., Borredá, C., … & Talon, M. (2018). Genomics of the origin and evolution of Citrus. Nature, 554(7692), 311-316. https://doi.org/10.1038/nature25447
- Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2022). Pedoman budidaya jeruk dalam pot. Direktorat Jenderal Hortikultura.Â
- Ladaniya, M. S. (2008). Citrus fruit: Biology, technology and evaluation. Academic Press.
- Liu, Y., Heying, E., & Tanumihardjo, S. A. (2012). History, global distribution, and nutritional importance of citrus fruits. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 11(6), 530-545. https://doi.org/10.1111/j.1541-4337.2012.00201.x
- Citrus Research Board. (2021). Citrus variety collection. University of California, Riverside.Â
- Badan Pusat Statistik. (2023). Produksi buah-buahan tahun 2022. BPS RI.
- Rouseff, R. L., & Perez-Cacho, P. R. (2007). Citrus flavor. In Flavors and fragrances: Chemistry, bioprocessing and sustainability (pp. 117-134). Springer.
- USDA. (2022). National nutrient database for standard reference: Oranges, raw.Â
- Soost, R. K., & Roose, M. L. (1996). Citrus. In Fruit breeding: Tree and tropical fruits (Vol. 1, pp. 257-323). John Wiley & Sons.