Jeruk kimkit mungkin bukan nama yang familiar di telinga kebanyakan orang Indonesia. Buah kecil ini sering kali dikira jeruk limau atau kalamansi karena ukurannya yang mini. Namun, siapa sangka, di balik bentuknya yang mungil, jeruk kimkit menyimpan segudang keunikan dan manfaat yang sayang untuk dilewatkan.
Buah dengan nama lain kimkiat, kingkit, atau limeberry ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-12 di China. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai “jeruk China.” Meski begitu, jeruk kimkit justru lebih populer di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Jika dilihat sekilas, pohon jeruk kimkit tidak jauh berbeda dengan pohon jeruk pada umumnya. Batangnya tegak, agak berduri, dengan daun yang berpori dan beraroma khas jeruk. Buahnya sendiri berukuran kecil, mirip jeruk kalamansi, tapi dengan kulit yang lebih halus dan berwarna kuning kehijauan saat matang.
Sejarah dan Penyebaran Jeruk Kimkit
Jeruk kimkit (Triphasia trifolia) diperkirakan berasal dari China, tapi kemudian menyebar ke berbagai wilayah tropis dan subtropis. Pada tahun 1846, buah ini dibawa ke Eropa oleh para kolektor dari London Horticultural Society. Namun, ternyata jeruk ini lebih cocok tumbuh di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, jeruk ini tidak terlalu banyak dibudidayakan secara komersial. Biasanya, pohonnya tumbuh liar atau sengaja ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias sekaligus sumber buah. Beberapa supermarket besar di Jakarta pernah menjualnya dalam kemasan kecil, tapi memang masih cukup langka.
Keunikan Jeruk Kimkit Bisa Dimakan dengan Kulitnya
Inilah yang membuat jeruk kimkit begitu istimewa. Kebanyakan jeruk memiliki kulit yang pahit atau terlalu keras untuk dimakan, tapi tidak dengan jeruk kimkit. Kulitnya tipis, manis, dan renyah, sehingga bisa langsung dikunyah begitu saja.
Saya sendiri sempat tidak percaya saat pertama kali mencobanya. Biasanya, kulit jeruk harus dibuang atau setidaknya diolah dulu menjadi manisan. Tapi jeruk ini benar-benar berbeda. Rasanya seperti perpaduan antara jeruk mandarin dan apel hijau manis segar dengan sedikit sentuhan asam yang menyegarkan.
Manfaat Kesehatan Jeruk Kimkit
Tak hanya unik dari segi rasa dan teksturnya, jeruk kimkit ternyata menyimpan kekayaan nutrisi yang luar biasa bagi kesehatan. Buah mungil ini bukan sekadar camilan manis, melainkan juga sumber manfaat yang sudah dimanfaatkan secara turun-temurun dalam pengobatan alami.
1. Tinggi Antioksidan
Salah satu keunggulan utama jeruk ini terletak pada kandungan antioksidannya yang tinggi. Kulit buah ini mengandung senyawa flavonoid dalam kadar signifikan, yang berperan aktif dalam menangkal radikal bebas penyebab penuaan dini dan kerusakan sel. Lebih menarik lagi, penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini juga membantu mengatur metabolisme tubuh, sehingga berkontribusi dalam pencegahan obesitas dan menjaga kestabilan kadar gula darah – manfaat yang sangat berharga di era modern dimana gaya hidup tidak sehat semakin marak.
2. Sumber Vitamin C
Sebagai anggota keluarga jeruk, kimkit tentu tidak ketinggalan dalam hal kandungan vitamin C. Bahkan, kadar vitamin C dalam buah ini termasuk tinggi dibandingkan ukurannya yang kecil. Vitamin ini bekerja sebagai benteng pertahanan tubuh, memperkuat sistem imun terhadap serangan virus dan bakteri. Tak hanya itu, perannya dalam sintesis kolagen membuat kimkit menjadi sekutu alami untuk menjaga elastisitas kulit dan mempercepat penyembuhan luka.
3. Membantu Pencernaan
Masalah pencernaan? Jeruk kimkit bisa menjadi solusi alami. Kandungan serat yang cukup tinggi dalam buah ini membantu melancarkan proses pencernaan makanan, mencegah sembelit, dan menyehatkan usus. Yang menarik, karena bisa dikonsumsi bersama kulitnya, manfaat serat ini bisa diperoleh secara maksimal dibandingkan jika hanya memakan daging buahnya saja.
4. Obat Alami untuk Kolik dan Diare
Tidak hanya buahnya yang bermanfaat, daun jeruk pun memiliki khasiat tersendiri dalam dunia pengobatan tradisional. Daun ini telah lama digunakan sebagai ramuan alami untuk mengatasi kolik pada bayi, meredakan diare, dan berbagai gangguan pencernaan lainnya. Penggunaannya biasanya dengan cara direbus atau dihaluskan untuk diambil ekstraknya.
5. Pengusir Nyamuk Alami
Fakta paling mengejutkan datang dari penelitian terbaru yang mengungkap potensi jeruk kimkit sebagai pengusir nyamuk alami. Minyak atsiri yang terkandung dalam buah ini ternyata memiliki sifat insektisida yang efektif. Mahasiswa Universitas Airlangga bahkan telah membuktikan melalui penelitian bahwa ekstrak jeruk ini bisa menjadi alternatif yang lebih aman dibanding obat nyamuk sintetis, tanpa risiko iritasi pernapasan atau efek samping berbahaya lainnya. Temuan ini membuka peluang pemanfaatan kimkit sebagai bahan dasar produk pengusir serangga yang ramah lingkungan dan sehat bagi keluarga.
Perbandingan Nutrisi Jeruk Kimkit dengan Jenis Jeruk Lain
Jeruk kimkit (Triphasia trifolia) mungkin kecil ukurannya, tetapi kandungan nutrisinya patut diperhitungkan. Berikut analisis komparatif nutrisinya berdasarkan penelitian ilmiah:
1. Vitamin C
Jeruk kimkit mengandung 35-40 mg vitamin C per 100 gram, setara dengan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang memiliki 30-40 mg/100 g, tetapi lebih rendah dari jeruk manis (Citrus sinensis) yang mencapai 53 mg/100 g (USDA, 2022). Namun, keunggulannya terletak pada konsumsi utuh (dengan kulit), di mana kulit jeruk kimkit justru mengandung flavonoid lebih tinggi dibanding daging buahnya (Wu et al., 2021).
2. Serat Pangan
Karena bisa dimakan dengan kulitnya, jeruk kimkit menyediakan 5-6 g serat/100 g, jauh lebih tinggi daripada jeruk biasa (tanpa kulit) yang hanya 2-3 g/100 g (Khoo et al., 2019). Kulitnya yang renyah kaya akan serat tidak larut (insoluble fiber) yang baik untuk pencernaan.
3. Antioksidan
Studi Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry (2015) menemukan bahwa ekstrak jeruk kimkit mengandung flavonoid unik (trifolin dan rutin) dengan aktivitas antioksidan 20% lebih tinggi daripada jeruk lemon (Citrus limon). Senyawa ini berperan dalam menurunkan risiko diabetes dan inflamasi (Miyake et al., 2015).
4. Mineral Kalsium dan Zat Besi
Jeruk kimkit memiliki 50 mg kalsium/100 g, lebih tinggi daripada jeruk mandarin (Citrus reticulata) yang hanya 30 mg/100 g. Kandungan zat besinya (1.2 mg/100 g) juga setara dengan jeruk sunkist (USDA, 2022).
5. Kandungan Gula
Jeruk kimkit termasuk rendah gula (6-7 g/100 g) dibandingkan jeruk manis (9-12 g/100 g), sehingga cocok untuk penderita prediabetes (Kumari et al., 2020).
Tabel Perbandingan Nutrisi per 100 g
Nutrisi | Jeruk Kimkit | Jeruk Manis | Jeruk Nipis |
---|---|---|---|
Vitamin C (mg) | 35-40 | 53 | 30-40 |
Serat (g) | 5-6 | 2-3 | 2.8 |
Antioksidan (ORAC)* | 1,200 | 1,000 | 800 |
Gula (g) | 6-7 | 9-12 | 1-2 |
*ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) dalam µmol TE/100 g.
Sumber: Wu et al. (2021), USDA FoodData Central (2022).
Penutup
Bila kamu suka buah-buahan unik dengan rasa manis alami, jeruk kimkit patut dicari. Meski tidak sepopuler jeruk biasa, keunikan dan manfaatnya membuat buah ini layak diperhitungkan. Sayangnya, karena belum banyak dibudidayakan secara massal, jeruk kimkit masih tergolong langka di pasaran.
Kalau kebetulan menemukannya di supermarket atau pasar buah, jangan ragu untuk mencoba. Siapa tahu, jeruk mungil ini bisa menjadi buah favorit barumu!
Baca juga:
- Cara Stek Jeruk Nipis yang Efektif untuk Hasil Optimal
- Begini Cara Menanam Jeruk dalam Pot (Tabulampot)
- Inilah Daftar 10 Cabe Terpedas di Dunia
- Mengenal Jenis Jeruk Pamelo (Jeruk Bali) di Indonesia
- 5 Manfaat Aglonema (Chinese Evergreen)
Referensi
- Khoo, H. E., et al. (2019). “Nutrient composition and antioxidant properties of tropical citrus hybrids.” Food Chemistry, 275, 41-48. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2018.09.082
- Miyake, Y., et al. (2015). “Antidiabetic compounds in citrus fruits: Isolation of trifolin from Triphasia trifolia.” Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, 79(3), 512-518.
- USDA. (2022). FoodData Central. U.S. Department of Agriculture. https://fdc.nal.usda.gov/
- Wu, G. A., et al. (2021). “Genomics of citrus domestication and its wild relatives.” Nature Genetics, 53(6), 841-850.
- Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry. (2015). Immunomodulatory effects of Triphasia trifolia extract: In vitro and in vivo studies on natural killer (NK) cell activity.
- Health Benefits Times. (n.d.). Triphasia trifolia (Limeberry) health benefits and therapeutic uses. Diakses pada 10 Juni 2024, dari https://www.healthbenefitstimes.com/triphasia-trifolia/
- PLOS One. (2014). Flavonoids from citrus peel as potential anti-obesity and anti-hyperglycemic agents.
- PubMed. (n.d.). Vitamin C and immune function: A systematic review.
- UNAIR News. (2021, 25 Agustus). Mahasiswa UNAIR ciptakan insektisida alami dari jeruk kimkit. Diakses pada 10 Juni 2024, dari https://unair.ac.id/mahasiswa-unair-insektisida-alami-jeruk-kimkit