Ciri-Ciri Pisang Kepok Berkualitas dan Manfaatnya

Pisang Kepok

Pisang kepok adalah salah satu jenis pisang yang paling populer di Indonesia. Pisang ini sering diolah menjadi berbagai macam makanan, mulai dari pisang goreng, keripik, hingga kolak. Namun, tidak semua pisang kepok memiliki kualitas yang sama. Ada yang rasanya manis dan lembut, ada juga yang masih keras dan getir.

Pisang ini memiliki nama latin Musa paradisiaca L. dan termasuk dalam kelompok pisang olahan, artinya lebih enak dikonsumsi setelah dimasak daripada dimakan langsung. Di Indonesia, Musa paradisiaca L terbagi menjadi dua jenis utama:

  • Pisang Kepok Putih – Kulitnya cenderung hijau kekuningan, dagingnya lebih padat, dan rasanya sedikit lebih manis.
  • Pisang Kepok Kuning – Kulitnya berwarna kuning ketika matang, teksturnya lebih lembut, dan sering digunakan untuk pisang goreng.

Kedua jenis ini sama-sama enak, tetapi pemilihan yang tepat akan menentukan hasil olahannya.

Ciri-Ciri Pisang Kepok yang Berkualitas Tinggi

Saat berbelanja pisang kepok di pasar tradisional maupun supermarket, kita sering menemukan variasi kualitas yang berbeda-beda. Tidak semua Musa paradisiaca L yang dijajakan memiliki standar mutu yang sama. Ada yang dipetik dalam kondisi ideal sehingga menghasilkan cita rasa optimal, namun banyak juga yang dipanen terlalu dini sehingga rasanya masih hambar dan teksturnya keras. Di sisi lain, ada pula pisang yang sudah melewati masa matang optimal sehingga cepat membusuk.

Untuk memastikan kamu mendapatkan pisang kepok dengan kualitas prima, perhatikan beberapa indikator penting berikut ini:

1. Warna Kulit Merata dan Konsisten

Warna kulit pisang kepok yang baik menunjukkan tingkat kematangan yang tepat. Pisang yang siap olah memiliki warna kuning merata di seluruh permukaan kulitnya tanpa adanya bercak-bercak hijau yang menandakan ketidakmatangan. Namun, jika menemukan pisang dengan warna kuning pucat atau sudah muncul bintik-bintik hitam dalam jumlah banyak, ini menandakan pisang tersebut sudah terlalu matang dan mendekati fase pembusukan.

Pilihan terbaik adalah memilih pisang dengan warna kuning cerah yang konsisten, mungkin dengan beberapa bintik kecokelatan kecil yang justru menandakan kematangan alami. Hindari pisang yang masih dominan hijau karena biasanya membutuhkan waktu beberapa hari lagi untuk mencapai kematangan optimal.

2. Tekstur Kulit Halus dan Tidak Kasar

Kualitas pisang juga bisa dinilai dari tekstur permukaan kulitnya. Kulit pisang yang sudah matang sempurna akan terasa halus ketika diraba, tanpa tonjolan atau pori-pori yang kasar. Jika kulit pisang terasa keras dan sulit dikupas, besar kemungkinan pisang tersebut belum mencapai tingkat kematangan yang diinginkan.

Sebaliknya, kulit yang terlalu lembek atau mudah penyok ketika ditekan menunjukkan bahwa pisang sudah melewati masa matang ideal dan mulai memasuki fase pembusukan. Kondisi ini membuat pisang tidak tahan lama dan harus segera diolah.

3. Adanya Bintik-Bintik Coklat Kecil

Banyak konsumen yang keliru menganggap bintik-bintik coklat pada kulit pisang sebagai tanda kerusakan. Padahal, bintik-bintik kecil ini justru menjadi penanda bahwa pisang telah matang secara alami dan kandungan gulanya telah berkembang sempurna, sehingga memberikan rasa yang lebih manis.

Namun, perlu diperhatikan bahwa jika bintik-bintik tersebut sudah berukuran besar dan menyebar di seluruh permukaan kulit, pisang tersebut harus segera diolah karena mendekati masa pembusukan.

4. Aroma Manis yang Khas

Pisang kepok yang matang secara alami akan mengeluarkan aroma manis yang khas. Ketika mendekatkan hidung ke pisang, seharusnya tercium bau harum yang segar. Jika tidak tercium aroma apa-apa atau justru muncul bau asam, kemungkinan besar pisang tersebut sudah tidak segar atau bahkan mulai membusuk.

Perlu diwaspadai juga pisang yang tidak beraroma sama sekali, karena bisa saja pisang tersebut mengalami pemaksaan pematangan menggunakan bahan kimia tertentu.

5. Bentuknya Padat dan Berisi

Pisang berkualitas tinggi biasanya memiliki bentuk yang padat dan berisi. Saat dipegang, pisang ini akan terasa berat sesuai ukurannya. Jika pisang terasa ringan atau terdapat bagian yang terasa kosong ketika digoyang, kemungkinan daging buahnya sudah mengering atau tidak lagi segar.

6. Tidak Terlalu Lembek Saat Ditekan

Untuk memastikan tingkat kematangan yang tepat, cobalah menekan bagian tengah pisang kepok dengan lembut. Pisang yang baik seharusnya tidak terasa terlalu keras (mentah) atau terlalu lembek (terlalu matang). Tekstur idealnya adalah sedikit empuk namun masih memberikan resistensi ketika ditekan.

7. Rasa Manis dan Tidak Getir

Jika memungkinkan, cobalah mencicipi sedikit daging pisang sebelum membeli dalam jumlah banyak. Pisang yang berkualitas akan terasa manis dengan tekstur lembut, tanpa meninggalkan rasa getir atau sepat di lidah. Rasa getir biasanya muncul pada pisang yang dipanen terlalu dini sebelum kandungan gulanya terbentuk sempurna.

Dengan memperhatikan ketujuh indikator di atas, Anda dapat lebih mudah memilih pisang kepok dengan kualitas terbaik untuk diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Pisang yang matang sempurna tidak hanya memberikan cita rasa optimal tetapi juga memiliki daya simpan yang lebih baik sebelum diolah.

Kandungan Gizi dan Manfaat Pisang Kepok untuk Kesehatan

Selama ini, kita mungkin mengira pisang kepok hanya sumber karbohidrat biasa. Faktanya, dalam pisang matang mengandung energi, serat, kalium, vitamin B6, dan zat besi

Yang mengejutkan, pisang kepok mentah (belum kuning) mengandung pati resisten, jenis karbohidrat yang bekerja seperti serat, bagus untuk usus dan gula darah. Ini jarang ditemukan di pisang manis biasa yang justru tinggi gula saat matang. Berikut ini beberapa manfaat pisang kepo untuk kesehatan.

1. Melancarkan Pencernaan dan Mengatasi Sembelit

Masalah pencernaan seperti sembelit atau susah buang air besar (BAB) sering kali membuat tidak nyaman. Pisang kepok bisa menjadi solusi alami untuk mengatasi hal ini karena kandungan seratnya yang tinggi. Serat membantu memperlancar gerakan usus sehingga makanan dapat dicerna dengan lebih baik dan sisa metabolisme bisa dikeluarkan dengan lancar.

Yang membuat pisang ini lebih istimewa adalah sifat seratnya yang prebiotik, artinya serat ini menjadi makanan bagi bakteri baik di usus. Ketika bakteri baik berkembang dengan optimal, kesehatan pencernaan secara keseluruhan akan meningkat, dan risiko infeksi saluran cerna pun berkurang. Bagi mereka yang sering mengalami kembung atau gangguan pencernaan setelah makan, mengonsumsi pisang kepok yang direbus atau dikukus bisa membantu meredakan ketidaknyamanan tersebut.

2. Menjaga Kesehatan Jantung

Pisang kepok merupakan salah satu buah yang sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung. Rahasianya terletak pada kandungan kalium yang tinggi di dalamnya. Kalium berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan cara menetralkan efek natrium atau garam dalam tubuh. Ketika kadar natrium terlalu tinggi, pembuluh darah akan tegang dan tekanan darah meningkat. Dengan mengonsumsi pisang secara teratur, ketegangan pada pembuluh darah dapat dikurangi, sehingga risiko hipertensi pun menurun.

Selain itu, pisang kepok juga kaya akan serat yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Serat bekerja dengan mengikat kolesterol berlebih di saluran pencernaan dan mengeluarkannya dari tubuh sebelum diserap. Hal ini membantu mencegah penumpukan plak di pembuluh darah (aterosklerosis), yang merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung dan stroke. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular, menambahkan pisang kepok ke dalam menu harian bisa menjadi langkah pencegahan yang sederhana namun efektif.

3. Membantu Mengontrol Gula Darah

Meski mengandung karbohidrat, pisang kepok justru bisa membantu mengendalikan gula darah—asal dikonsumsi dengan cara yang tepat. Kuncinya ada pada indeks glikemik (IG) yang tidak terlalu tinggi, terutama jika pisangnya belum terlalu matang. Selain itu, seratnya memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan glukosa yang drastis.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dalam pisang kepok, seperti flavonoid, dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Ini artinya, sel-sel tubuh lebih mudah menyerap gula dari darah, sehingga kadar gula darah tetap stabil.

Bagi penderita diabetes atau prediabetes, memilih pisang kepok yang direbus atau dipanggang (bukan digoreng atau diolah dengan gula berlebihan) bisa menjadi camilan yang aman.

4. Sumber Energi Tahan Lama untuk Aktivitas Sehari-hari

Pisang kepok mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi secara bertahap, berbeda dengan karbohidrat sederhana yang cepat dicerna dan membuat gula darah melonjak. Ini membuat pisang kepok menjadi sumber energi yang ideal untuk berbagai aktivitas.

Misalnya, mengonsumsi pisang di pagi hari bisa memberikan energi yang stabil tanpa menyebabkan kantuk setelah makan. Sebelum berolahraga, pisang kepok juga bisa menjadi pilihan yang baik karena memberikan energi tanpa membuat perut terasa begah. Bahkan saat bekerja atau belajar, pisang kepok membantu mencegah “crash energy” di siang hari, sehingga tubuh tetap segar dan fokus.

Jika dibandingkan dengan camilan seperti kue atau mi instan yang cepat mengenyangkan tapi juga cepat membuat lapar kembali, pisang kepok jelas lebih unggul dalam memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan asupan nutrisi yang lebih seimbang.

5. Mencegah Anemia dengan Zat Besi dan Folat

Anemia, atau kurang darah, sering ditandai dengan gejala seperti lemas, pusing, dan sulit berkonsentrasi. Salah satu penyebab utama anemia adalah kekurangan zat besi atau folat, yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Pisang kepok mengandung kedua nutrisi penting ini. Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin, protein yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sementara itu, folat (vitamin B9) membantu proses pembentukan sel darah merah yang sehat. Bagi wanita yang sering mengalami anemia saat menstruasi, atau ibu hamil yang membutuhkan asupan folat lebih tinggi, pisang kepok bisa menjadi tambahan bergizi dalam menu sehari-hari.

6. Meningkatkan Sistem Imun Tubuh

Di tengah cuaca yang tidak menentu dan ancaman berbagai penyakit, memiliki sistem imun yang kuat sangat penting. Pisang tersebut membantu meningkatkan daya tahan tubuh berkat kandungan vitamin C dan antioksidannya.

Meskipun kandungan vitamin C-nya tidak sebanyak jeruk, pisang kepok tetap memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, antioksidan seperti flavonoid dan beta karoten dalam pisang kepok berperan melawan radikal bebas yang dapat melemahkan sel-sel imun. Dengan mengonsumsi pisang kepok secara rutin, terutama di musim pancaroba, tubuh akan lebih kebal terhadap infeksi virus dan bakteri.

7. Membantu Menurunkan Berat Badan

Banyak orang menghindari pisang saat diet karena dianggap mengandung gula tinggi. Namun, pisang kepok justru bisa menjadi teman baik dalam program penurunan berat badan.

Alasannya, pisang kepok mengandung serat tinggi yang membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk ngemil. Karbohidrat kompleks dalam pisang kepok juga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang memicu rasa lapar cepat kembali. Selain itu, pisang kepok rendah lemak dan kalori—asal tidak digoreng atau diberi tambahan gula berlebihan.

Salah satu strategi yang bisa dicoba adalah mengonsumsi pisang kepok rebus sebagai pengganti nasi atau camilan malam hari. Efek kenyang yang diberikan bisa membantu mengurangi porsi makan tanpa harus merasa kelaparan.

Demikianlah ulasan tentang ciri-ciri pisang kepo berkualitas beserta manfaatnya untuk kesehatan.

Baca juga:

Referensi

  1. ubis, E. R. (2021). Untung berlimpah budi daya pisang. Penerbit AgroMedia.
  2. Badan Standarisasi Nasional. (2020). Standar mutu pisang segar (SNI 3166:2020). BSN.
  3. Supriyadi, A., & Prasetyo, B. (2018). “Pengaruh tingkat kematangan terhadap karakteristik fisikokimia pisang kepok kuning”. Jurnal Teknologi Pangan, 9(3), 112-120.
  4. Direktorat Jenderal Hortikultura. (2022). Pedoman teknis budidaya pisang. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
  5. Food and Agriculture Organization. (2021). Banana market review 2020. United Nations.
  6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. (2019). Prospek pengembangan pisang kepok di Indonesia. Kementerian Pertanian.
  7. Jiang, X., Huang, J., Song, D., Yang, R., & Qiu, H. (2020). Dietary fruit and vegetable intake, gut microbiota, and type 2 diabetes: Results from two large human cohort studies. BMC Medicine, 18, 371. https://doi.org/10.1186/s12916-020-01842-0
  8. Cafasso, J. (2020). Plantains: Nutrition facts and health benefits. Healthline.
  9. Oguntibeju, O. O. (2019). Antidiabetic, anti-inflammatory, antibacterial, anti-helminthic, antioxidant and nutritional potential of Musa paradisiaca. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 12(10), 9-13. https://doi.org/10.22159/ajpcr.2019.v12i10.34678
  10. Pak, S., Kim, H., & Lee, J. (2019). Plantains: Gluco-friendly usage. Journal of the Pakistan Medical Association, 69(10), 1565-1567. https://doi.org/10.5455/JPMA.301455
Please follow and like us:
Scroll to Top