Begini Cara Membuat Hidroponik Paralon

Cara Membuat Hidroponik Paralon

Cara membuat hidroponik paralon semakin populer di kalangan urban farmer karena praktis, hemat tempat, dan cocok untuk lahan terbatas. Bila kamu ingin mencoba menanam sayuran sendiri di rumah tanpa ribet, sistem hidroponik dengan pipa paralon bisa jadi solusi terbaik.

Hidroponik adalah metode menanam tanaman tanpa tanah, di mana nutrisi diberikan melalui air. Sementara hidroponik paralon adalah sistem hidroponik yang menggunakan pipa PVC (paralon) sebagai wadah tumbuhnya tanaman.

Kenapa pakai paralon? Karena:

  • Pipa paralon mudah didapat dan harganya terjangkau.
  • Tidak mudah rusak oleh cuaca atau sinar UV.
  • Bisa disusun vertikal atau horizontal sesuai kebutuhan.
  • Cocok untuk pekarangan sempit, balkon apartemen, atau atap rumah.
  • Nutrisi langsung terserap akar, sehingga pertumbuhan lebih optimal.
  • Tanpa tanah, risiko penyakit seperti jamur atau serangan ulat berkurang.
  • Air dalam sistem hidroponik bersirkulasi, tidak terbuang percuma seperti penyiraman biasa.
  • Sayuran tidak terkontaminasi tanah, jadi lebih higienis saat dipanen.

Sistem ini sering dipakai untuk menanam sawi, kangkung, selada, pakcoy, bahkan stroberi.

Persiapan Alat dan Bahan untuk Membuat Hidroponik Paralon

Sebelum memulai proyek hidroponik paralon, sangat penting untuk menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Dengan persiapan yang matang, proses pembuatan akan berjalan lebih lancar dan hasilnya pun lebih optimal.

Bahan-Bahan Utama yang Harus Disiapkan

Pertama, kamu memerlukan pipa paralon (PVC) dengan diameter 3 inci yang akan berfungsi sebagai wadah utama tempat tanaman tumbuh. Pilih pipa yang berkualitas baik agar tahan lama dan tidak mudah retak.

Selanjutnya, siapkan gabus atau styrofoam sebagai dudukan tanaman, atau bisa juga menggunakan netpot kecil jika ingin hasil yang lebih rapi. Netpot ini nantinya akan menahan media tanam sekaligus akar tanaman.

Media tanam juga menjadi komponen penting karena menggantikan fungsi tanah. Beberapa pilihan yang bisa digunakan antara lain rockwool, sekam bakar, atau spons. Rockwool sering menjadi favorit karena mampu menahan air dengan baik dan mendukung pertumbuhan akar.

Karena hidroponik tidak menggunakan tanah, maka nutrisi AB Mix wajib disediakan. Nutrisi ini mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman untuk tumbuh subur. Tanpa nutrisi ini, tanaman tidak akan berkembang dengan baik.

Terakhir, jangan lupa benih tanaman. Pilih benih yang cepat tumbuh dan cocok untuk sistem hidroponik, seperti kangkung, selada, atau pakcoy. Bila ingin mencoba yang lebih menantang, stroberi juga bisa menjadi pilihan.

Peralatan Pendukung yang Dibutuhkan

Selain bahan utama, beberapa peralatan pendukung juga harus disiapkan. Bor listrik dengan mata bor hole saw diperlukan untuk membuat lubang pada paralon tempat meletakkan netpot atau media tanam. Pastikan ukuran mata bor sesuai dengan diameter netpot yang digunakan.

Alat potong seperti gergaji atau cutter akan membantu memotong paralon sesuai ukuran yang diinginkan. Jika ingin hasil potongan lebih rapi, bisa menggunakan gergaji besi atau pipa cutter khusus PVC.

Agar air tidak bocor, lem paralon dan penutup pipa (end cap) sangat diperlukan. Lem paralon akan merekatkan sambungan dengan kuat, sementara end cap menutup ujung pipa agar larutan nutrisi tidak tumpah.

Untuk sistem hidroponik yang menggunakan aliran air seperti NFT atau DFT, pompa air kecil dan selang menjadi komponen penting. Pompa ini akan mengalirkan larutan nutrisi dari tandon ke dalam pipa paralon secara terus-menerus.

Terakhir, siapkan ember atau tandon air sebagai tempat menampung larutan nutrisi. Pilih wadah yang cukup besar agar nutrisi dapat tercampur dengan baik dan tidak cepat habis.

Cara Membuat Hidroponik Paralon

Berikut ini proses cara membuat hidroponik secara detail dari awal hinga akhir.

1. Merancang Sistem Hidroponik yang Akan Digunakan

Dalam membangun hidroponik paralon, langkah pertama yang sangat krusial adalah menentukan sistem yang akan diterapkan. Terdapat dua sistem utama yang populer digunakan:

Sistem NFT (Nutrient Film Technique) bekerja dengan cara mengalirkan larutan nutrisi secara tipis di sepanjang dasar pipa paralon. Sistem ini sangat ideal untuk tanaman dengan sistem perakaran yang relatif pendek seperti berbagai jenis selada dan sayuran daun lainnya. Keunggulan utamanya terletak pada efisiensi penggunaan air dan nutrisi.

Alternatif lainnya adalah sistem DFT (Deep Flow Technique) dimana akar tanaman akan terendam lebih dalam dalam larutan nutrisi. Sistem ini memberikan stabilitas lebih baik untuk tanaman berdaun lebar seperti kangkung atau bayam karena akar mendapatkan pasokan nutrisi yang lebih konsisten. Bagi pemula, sistem DFT seringkali lebih disarankan karena lebih mudah dalam pengaturan dan perawatannya, tidak memerlukan presisi tinggi dalam mengatur kemiringan dan aliran air seperti pada sistem NFT.

2. Persiapan dan Modifikasi Pipa Paralon

Setelah menentukan sistem, langkah berikutnya adalah mempersiapkan pipa paralon sebagai media utama. Ukuran panjang pipa dapat disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya antara 1-2 meter sudah cukup untuk pemula. Proses pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan bor yang dilengkapi mata bor hole saw berukuran 5-6 cm. Penting untuk memperhatikan jarak antar lubang, minimal 15-20 cm, guna memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi setiap tanaman.

Beberapa tips penting dalam proses ini:

  • Kedalaman pengeboran sebaiknya hanya menembus satu sisi pipa saja, tidak perlu sampai tembus kedua sisi
  • Bagian dalam lubang yang kasar sebaiknya dihaluskan dengan amplas untuk mencegah kerusakan pada akar tanaman
  • Perhitungan jumlah lubang harus disesuaikan dengan kapasitas pompa dan volume nutrisi yang akan dialirkan

3. Penyempurnaan Sistem dan Pemasangan

Proses instalasi dimulai dengan menutup salah satu ujung pipa menggunakan end cap. Bila menggunakan sistem NFT, perlu dibuat kemiringan sekitar 5 derajat untuk memastikan aliran nutrisi berjalan lancar dari ujung satu ke ujung lainnya. Selanjutnya, pipa dihubungkan ke tandon nutrisi menggunakan selang dan pompa air.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Pastikan semua sambungan benar-benar rapat untuk mencegah kebocoran
  • Uji kekuatan pompa untuk memastikan mampu mendistribusikan nutrisi ke seluruh bagian pipa
  • Untuk sistem yang lebih besar, pertimbangkan penggunaan pompa dengan daya yang lebih tinggi

4. Penyemaian Benih dan Persiapan Bibit

Media tanam seperti rockwool atau spons perlu dibasahi terlebih dahulu sebelum digunakan. Setiap potongan media tanam diisi dengan 2-3 biji tanaman untuk mengantisipasi kemungkinan ada biji yang tidak tumbuh. Proses penyemaian dilakukan di tempat teduh selama 3-5 hari hingga muncul kecambah. Bibit siap dipindahkan ke sistem hidroponik ketika telah memiliki 2-3 daun sejati.

5. Pengaturan Larutan Nutrisi

Pencampuran nutrisi AB Mix harus dilakukan dengan takaran yang tepat, biasanya sekitar 5 ml per liter air. Pastikan akar tanaman selalu bersentuhan dengan larutan nutrisi namun tidak terendam seluruhnya. Pergantian larutan perlu dilakukan secara rutin setiap 7-10 hari untuk mencegah akumulasi garam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

6. Pemeliharaan Rutin Sistem Hidroponik

Perawatan harian meliputi beberapa aspek penting:

  • Pemantauan kadar pH air yang idealnya berada pada kisaran 5.5-6.5 menggunakan pH meter atau kertas lakmus
  • Pengecekan rutin kinerja pompa untuk memastikan pasokan nutrisi tidak terputus
  • Pengamatan terhadap kemungkinan serangan hama seperti kutu daun, dengan penggunaan pestisida organik bila diperlukan
  • Pembersihan berkala sistem untuk mencegah penyumbatan dan pertumbuhan alga

Untuk satu set sederhana (2-3 pipa paralon + pompa + nutrisi), budgetnya sekitar Rp 300.000 – Rp 500.000. Tapi setelah jadi, kamu dapat panen sayuran segar setiap bulan tanpa beli lagi.

Semoga informasi Cara Membuat Hidroponik Paralon ini bermanfaat.

Baca juga:

FAQ

  • Apa saja tanaman yang cocok untuk hidroponik paralon? Sayuran daun (kangkung, selada, pakcoy), herbal (basil, mint), bahkan stroberi.
  • Berapa lama sampai panen? Kangkung/selada sekitar 25-30 hari, lebih cepat daripada tanam di tanah.
  • Bisakah tanpa pompa? Bisa, pakai sistem wick (sumbu), tapi pertumbuhan kurang maksimal.
  • Apa alternatif rockwool? Spons cuci piring atau arang sekam juga bisa dipakai.

Referensi

  1. Resh, H. M. (2022). Hydroponic food production: A definitive guidebook for the advanced home gardener and the commercial hydroponic grower (8th ed.). CRC Press.
  2. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2021). Petunjuk teknis budidaya tanaman dengan sistem hidroponik. Kementan Press.
  3. Urban Farming Indonesia. (2020). Panduan praktis hidroponik untuk pemula. AgroMedia.
  4. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2020). Pengembangan sistem hidroponik skala rumah tangga. Kementerian Pertanian.
  5. Suryani, D. (2021). Urban farming dengan sistem hidroponik. Penerbit Swadaya.
  6. Asosiasi Hidroponik Indonesia. (2022). Standar praktik hidroponik NFT dan DFT untuk tanaman sayuran. AHI Press.
  7. Nugroho, B. D. (2020). Hidroponik paralon: Solusi bertanam di lahan sempit. Trubus Swadaya.
  8. Food and Agriculture Organization. (2019). Small-scale hydroponic vegetable production. FAO Agricultural Services Bulletin.
  9. Supriyanto, E. (2021). Panduan lengkap nutrisi hidroponik AB Mix. AgroMedia.
  10. Wahyuni, S. (2022). Analisis ekonomi budidaya hidroponik skala rumah tangga di perkotaan. Jurnal Agribisnis Indonesia, 10(2), 45-62.
  11. International Society for Horticultural Science. (2021). Advances in hydroponic systems technology. ISHS Acta Horticulturae.
Please follow and like us:
Scroll to Top