Cara Menghadapi orang NPD (Narcissistic Personality Disorder) memang bukan hal yang mudah. Mungkin kamu pernah bertemu atau bahkan berinteraksi dengan seseorang yang tampaknya tidak bisa berhenti membanggakan dirinya, tidak peduli pada perasaan orang lain, dan selalu merasa lebih penting daripada siapa pun. Jika ya, bisa jadi orang tersebut memiliki Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik.
Mempunyai hubungan dengan orang yang mengidap NPD, baik itu teman, pasangan, rekan kerja, atau bahkan anggota keluarga, bisa menjadi pengalaman yang sangat menantang dan emosional.
Cara Menghadapi Orang NPD
Berikut ini beberapa cara yang dapat kamu coba untuk menjaga kesehatan mental dan emosional saat berinteraksi dengan orang dengan NPD:
1. Pahami dan Terima Mereka Apa Adanya
Langkah pertama dalam menghadapi orang dengan NPD adalah menerima kenyataan bahwa mereka mungkin tidak akan berubah dalam waktu dekat atau bahkan tidak akan berubah sama sekali. Orang dengan NPD umumnya tidak menyadari atau tidak mau mengakui bahwa mereka memiliki gangguan ini. Mereka merasa bahwa perilaku mereka merupakan cara yang tepat dan pantas untuk menjalani hidup.
Penting untuk memahami bahwa orang dengan NPD memiliki pola pikir dan perilaku yang sangat berbeda dari kebanyakan orang. Cobalah untuk tidak terjebak dalam emosi atau reaksi mereka yang sering kali tidak rasional atau berlebihan. Mengharapkan mereka untuk berubah atau menyadari kesalahan mereka bisa membuat kamu merasa kecewa dan frustasi. Oleh karena itu, menerima mereka dengan segala kekurangannya adalah langkah awal untuk membangun ketahanan emosional Anda.
Ini juga membantu kamu untuk melepaskan ekspektasi yang tidak realistis, sehingga bisa lebih fokus pada bagaimana cara mengelola interaksi dengan mereka, alih-alih berusaha mengubah mereka menjadi orang yang lebih “normal”.
2. Menetapkan Batasan yang Jelas
Menetapkan batasan yang tegas merupakan salah satu langkah terpenting dalam menghadapi orang dengan NPD. Orang-orang ini sering kali berusaha melampaui batas yang kita tetapkan, dengan cara memanipulasi atau mengeksploitasi kelemahan kita. Mereka mungkin tidak menghargai ruang pribadi, atau bahkan mencoba mengendalikan keputusan.
Untuk itu, penting bagi kamu untuk tahu kapan harus berkata “tidak” dan bagaimana cara menjaga jarak secara emosional. Ketika seseorang dengan NPD mencoba melanggar batasan, jangan ragu untuk menegaskan kembali posisi dengan cara yang tegas namun tetap sopan. Batasan bisa meliputi hal-hal kecil, seperti tidak mengizinkan mereka berbicara kasar, atau hal yang lebih besar seperti tidak membiarkan mereka mengambil keputusan besar dalam hidup kamu.
Selain itu, penting untuk selalu konsisten dalam menerapkan batasan tersebut. Bila mulai melonggarkan batasan kamu, mereka mungkin akan mencoba untuk menguji seberapa jauh mereka bisa memanipulasi situasi. Dengan batasan yang jelas, kamu tidak hanya melindungi diri, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu tidak akan mudah dipengaruhi atau dikuasai oleh mereka (NPD dan Flying Monkey).
3. Komunikasi yang Tegas dan Efektif
Komunikasi yang jelas, tegas, dan langsung sangat penting ketika berhadapan dengan orang yang memiliki NPD. Mereka sering kali mencoba untuk mengaburkan atau memutarbalikkan percakapan agar mereka terlihat lebih unggul atau benar. Oleh karena itu, hindari menggunakan kata-kata yang ambigu, seperti “mungkin,” “sepertinya,” atau “aku rasa.” Kalimat yang tidak pasti ini dapat memberikan mereka ruang untuk meragukan atau mengubah percakapan sesuai kehendak mereka.
Saat berbicara dengan mereka, usahakan untuk selalu menjaga kontak mata yang kuat dan gunakan bahasa tubuh yang percaya diri. Jangan biarkan mereka membuat Anda merasa kurang penting atau meragukan diri sendiri. Dengan menunjukkan sikap yang tegas dan tidak ragu, Anda mengirimkan sinyal bahwa Anda tidak mudah dipengaruhi atau dibodohi oleh permainan psikologis mereka.
Selain itu, hindari diskusi yang berlarut-larut mengenai masalah yang tidak produktif. Orang dengan NPD sering kali hanya berfokus pada kemenangan pribadi dan tidak peduli dengan argumen yang logis. Jadi, usahakan untuk tetap fokus pada fakta dan kebutuhan Anda tanpa terjebak dalam debat emosional yang tidak akan membawa hasil.
4. Jaga Kesehatan Mental
Interaksi dengan orang dengan NPD bisa sangat menguras emosi. Mereka sering kali menuntut perhatian dan persetujuan kamu, tetapi tidak pernah memberikan empati atau dukungan emosional yang seimbang. Hal ini bisa menyebabkan perasaan stres, kebingungan, atau kelelahan yang lama-kelamaan bisa merusak kesejahteraan mental.
Penting untuk memberi diri ruang untuk mereset kondisi mental setelah berinteraksi dengan mereka. Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan kegiatan yang menyenangkan, dan habiskan waktu bersama orang-orang yang mendukung Anda secara emosional. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman-teman, keluarga, atau seorang profesional yang bisa membantu Anda melepaskan beban emosional yang timbul akibat interaksi tersebut.
Selain itu, menjaga rutinitas sehat, seperti tidur yang cukup, olahraga, dan makan dengan baik, bisa membantu menjaga ketahanan mental. Ingat, menjaga kesehatan mental merupakan prioritas utama, dan jika perlu, beristirahatlah dari hubungan dengan orang tersebut untuk sementara waktu agar bisa kembali pulih.
5. Hindari Diskusi Emosional
Orang dengan NPD sering kali mengandalkan manipulasi emosional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin akan membuat kamu merasa bersalah, meragukan diri sendiri, atau terjebak dalam perasaan tidak nyaman. Bila terjebak dalam diskusi emosional, kamu akan lebih mudah kehilangan kendali atas percakapan dan berisiko merusak hubungan dengan mereka.
Untuk itu, penting untuk tetap tenang dan menghindari diskusi yang tidak produktif. Jangan biarkan mereka menarik kamu ke dalam permainan psikologis yang hanya akan membuat Anda merasa lebih buruk. Fokuslah pada fakta, dan jika percakapan menjadi terlalu emosional atau manipulatif, pertimbangkan untuk mengakhiri percakapan dengan cara yang sopan namun tegas. Misalnya, kamu bisa mengatakan, “Saya rasa kita tidak akan mencapai kesepakatan dalam pembicaraan ini, jadi lebih baik kita bahas nanti.”
6. Berikan Pujian Secukupnya
Orang dengan NPD sangat membutuhkan pujian dan perhatian untuk merasa dihargai dan diterima. Namun, kamu tidak perlu selalu memberikan pujian yang berlebihan atau tidak tulus. Memberikan pujian yang terlalu banyak hanya akan memperkuat perilaku narsistik mereka dan membuat mereka merasa semakin superior.
Sebaliknya, cobalah memberikan pujian yang sesuai dan proporsional. Jika mereka melakukan sesuatu yang positif atau mengesankan, beri mereka pengakuan, tetapi tetap dengan cara yang realistis dan tidak berlebihan. Ini membantu menghindari mereka merasa terlalu diistimewakan, tetapi tetap merasa dihargai tanpa memperburuk perilaku narsistik mereka.
7. Jauhi Konflik yang Tidak Perlu
Bila memungkinkan, hindari konflik yang tidak perlu dengan orang yang mengidap NPD. Mereka biasanya tidak bisa menerima pandangan atau pendapat yang berbeda dan akan menganggapnya sebagai ancaman terhadap kekuasaan atau superioritas mereka. Pertikaian yang berlarut-larut dengan mereka hanya akan menghabiskan energi dan memperburuk keadaan.
Jika kamu merasa diskusi menjadi semakin tidak produktif atau bahkan berpotensi merusak hubungan, lebih baik mundur dan memberikan waktu untuk situasi mereda. Kamu bisa menghindari konfrontasi langsung dengan berkata, “Saya rasa kita membutuhkan waktu untuk merenung sebelum melanjutkan pembicaraan ini.”
8. Cari Bantuan Profesional
Bila merasa terjebak dalam hubungan dengan seseorang yang mengidap NPD dan situasinya semakin sulit untuk dihadapi, mungkin saatnya untuk mencari bantuan profesional. Terapis atau konselor dapat membantu untuk mengelola perasaan stres, cemas, atau bahkan depresi yang mungkin timbul akibat interaksi dengan orang tersebut.
Seorang profesional dapat memberikan panduan dan teknik coping yang lebih efektif, serta membantu kamu memahami lebih dalam tentang gangguan kepribadian ini dan bagaimana cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental. Jangan merasa malu atau ragu untuk mencari dukungan, karena kamu berhak merasa baik dan sehat dalam hubungan apapun.
Mengapa Menghadapi Orang dengan NPD Itu Sulit?
Penting untuk memahami mengapa interaksi dengan mereka bisa begitu sulit, beberapa alasan utamanya adalah:
- Orang dengan NPD menginginkan perhatian terus-menerus dan tidak suka jika ada yang lebih menonjol dari mereka. Bila tidak memberi mereka perhatian yang mereka inginkan, mereka akan merasa tersinggung dan bisa bereaksi dengan cara yang sangat emosional atau manipulatif.
- Salah satu ciri utama dari orang yang mengidap NPD adalah kurangnya empati. Mereka mungkin tidak menyadari (atau tidak peduli) bagaimana perasaan orang lain. Ini membuat mereka sulit berhubungan dengan orang di sekitar mereka secara emosional.
- Orang dengan NPD sangat terikat pada citra diri mereka dan sering kali merasa tersinggung jika ada yang mengkritik mereka, bahkan kritik konstruktif sekalipun. Mereka akan menganggap kritik sebagai ancaman terhadap harga diri mereka yang rapuh.
- Pengidap NPD sering kali memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, menggunakan pihak ketiga (Flying Monkey) untuk memuluskan tujuan NPD terhadap korbannya.
Itulah ulasan tentang cara menghadapi orang NPD, sebenarnya akan jauh lebih sulit bila menghadapi NPD dan Flying Monkey, karena mereka menggunakan segala cara untuk menjatuhkan korbannya, tapi hal tersebut tidak berpengaruh dengan keperibadian Introvert yang lebih menggunakan logika mereka dibandingkan Flying Monkey, karena beberapa penelitian ilmiah mengungkapkan syarat utama menjadi Flying Monkey si NPD harus Bodoh. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- NPD pada Perempuan: Ciri-Ciri dan Penyebabnya
- Mewaspadai Perilaku dari 11 Ciri-ciri Lelaki NPD
- 5 Ciri-Ciri Orang Tua Egois dan Toxic, Apa Aja sih?
Referensi
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.
- Brummelman, E., Thomaes, S., Nelemans, S. A., & Oud, M. (2015). Narcissism in children and adolescents: Development and implications for the understanding of narcissistic personality disorder. Psychological Bulletin, 141(1), 101–115. https://doi.org/10.1037/a0037819
- Cain, N. M., Pincus, A. L., & Ansell, E. B. (2008). Narcissism and interpersonal functioning: A meta-analytic review. Journal of Personality Disorders, 22(3), 110–131. https://doi.org/10.1521/pedi.2008.22.3.110
- Downey, G., & Feldman, S. I. (1996). Implications of rejection sensitivity for intimate relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 70(6), 1327–1343. https://doi.org/10.1037/0022-3514.70.6.1327
- Sampieri, M., & Fernandez, M. (2016). Narcissism in the workplace: Understanding the challenge. Journal of Social and Clinical Psychology, 35(9), 746–765. https://doi.org/10.1521/jscp.2016.35.9.746
- Rochat, P., & Striano, T. (2000). The early development of narcissism and the emergence of the self. In D. Cicchetti & D. Cohen (Eds.), Developmental psychopathology: Volume 2, Developmental neuroscience (pp. 791–813). New York, NY: Wiley.
- Berenbaum, H., & McNally, R. J. (2020). Narcissism and emotion regulation: The role of self-esteem and social connectedness. Journal of Personality Disorders, 34(1), 55-72. https://doi.org/10.1521/pedi_2019_33_367
- Campbell, W. K., & Miller, J. D. (2019). Narcissism and interpersonal relationships: The role of narcissistic traits in maintaining social connections. Current Directions in Psychological Science, 28(6), 453-459. https://doi.org/10.1177/0963721419868914
- Dryden-Edwards, R. (2021). Narcissistic personality disorder: Diagnosis, treatment, and management. The Journal of Clinical Psychiatry, 82(2), 134-142. https://doi.org/10.4088/JCP.19f13383
- Fossati, A., & Borroni, S. (2022). Narcissistic Personality Disorder and the search for admiration: A multidimensional approach. Psychiatry Research, 300, 113882. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2021.113882
- Kross, E., & Carver, C. S. (2020). How narcissistic traits impact emotional regulation and well-being: The role of emotional distancing. Journal of Personality, 88(4), 609-625. https://doi.org/10.1111/jopy.12554