NPD pada Perempuan (Narcissistic Personality Disorder) atau Gangguan kepribadian narsistik merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang sering kali sulit dikenali, dibandingkan dengan pria. Manifestasi NPD pada perempuan cenderung lebih halus namun tetap berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka.
Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD)?
NPD adalah gangguan kepribadian di mana seseorang memiliki rasa kepentingan diri yang berlebihan, kebutuhan akan kekaguman yang terus-menerus, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Pada perempuan, manifestasi NPD seringkali lebih subtil dibandingkan pria, namun tetap signifikan dalam memengaruhi hubungan interpersonal dan kesejahteraan mental mereka.
Perempuan dengan NPD mungkin tampak sangat percaya diri di luar, tetapi sebenarnya memiliki harga diri yang rapuh dan sangat sensitif terhadap kritik. Mereka sering kali memiliki fantasi tentang kesuksesan, kecantikan, atau kekuasaan yang tidak terbatas. Citra diri yang tinggi ini terkadang sulit dikenali karena terselubung dalam perilaku yang tampak normal atau bahkan menyenangkan.
Ciri-Ciri NPD pada Perempuan
Ciri-ciri NPD pada perempuan sering kali berbeda dari pria. Perempuan dengan NPD cenderung menunjukkan perilaku yang lebih subtil namun tetap berfokus pada pemujaan diri. Berikut ini beberapa ciri utama:
1. Rasa Superioritas yang Berlebihan
Perempuan dengan NPD sering merasa dirinya lebih unggul dari orang lain. Meskipun tidak selalu menunjukkan kesombongan secara eksplisit, mereka cenderung memiliki pandangan bahwa orang lain tidak setara dengan mereka. Hal ini sering tercermin dalam cara mereka memandang atau berbicara tentang orang lain, yang kadang terkesan merendahkan meskipun dilakukan secara halus. Mereka mungkin juga merasa bahwa hanya mereka yang pantas mendapatkan hal-hal terbaik dalam hidup, tanpa melihat usaha atau kontribusi orang lain.
2. Kebutuhan Akan Pujian dan Perhatian
Mereka membutuhkan validasi eksternal untuk merasa berharga. Hal ini bisa terlihat dari cara mereka berusaha menjadi pusat perhatian dalam interaksi sosial, baik melalui penampilan, cerita, atau pencapaian mereka. Misalnya, mereka mungkin memamerkan prestasi mereka di media sosial secara berlebihan atau selalu mengarahkan pembicaraan ke topik yang menonjolkan diri mereka. Ketika tidak mendapatkan perhatian yang diinginkan, mereka bisa merasa tidak dihargai atau bahkan marah.
3. Fantasi tentang Kesuksesan dan Kecantikan
Perempuan NPD sering kali tenggelam dalam khayalan tentang kesuksesan besar, hubungan sempurna, atau daya tarik fisik yang luar biasa. Fantasi ini menjadi sumber motivasi mereka, tetapi juga membuat mereka sulit menerima kenyataan. Mereka mungkin mengidealkan hidup mereka di masa depan dengan ekspektasi yang tidak realistis, seperti menjadi figur terkenal atau memiliki pasangan yang “sempurna.” Ketika kenyataan tidak sesuai dengan fantasi mereka, mereka cenderung merasa frustrasi atau kecewa.
4. Kurangnya Empati
Meskipun mungkin tampak peduli, perempuan dengan NPD sering kali kesulitan untuk benar-benar memahami atau memedulikan perasaan orang lain. Mereka lebih fokus pada kebutuhan dan perasaan mereka sendiri. Sebagai contoh, mereka mungkin tampak mendengarkan cerita orang lain, tetapi hanya untuk mencari celah agar bisa mengalihkan perhatian kembali pada diri mereka sendiri. Ketidaksensitifan ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal.
5. Manipulasi yang Halus
Berbeda dengan pria yang cenderung lebih langsung, perempuan dengan NPD sering menggunakan taktik manipulasi yang lebih halus. Mereka mungkin menggunakan daya tarik mereka untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau untuk menghindari tanggung jawab. Contohnya adalah dengan memainkan peran sebagai korban untuk mendapatkan simpati atau menampilkan diri sebagai “penolong” agar terlihat penting dalam kehidupan orang lain.
6. Sensitif terhadap Kritik
Perempuan NPD sangat sensitif terhadap kritik dan sering kali bereaksi secara emosional atau defensif ketika merasa direndahkan. Mereka bisa marah, menangis, atau bahkan menyerang balik secara verbal untuk mempertahankan citra diri mereka. Kritik kecil sekalipun dapat dianggap sebagai serangan pribadi, yang kemudian memperburuk hubungan mereka dengan orang lain.
7. Perasaan Berhak
Mereka merasa berhak atas perlakuan istimewa dan sering kali frustrasi atau marah ketika harapan ini tidak terpenuhi. Mereka mungkin menganggap bahwa aturan atau norma sosial tidak berlaku untuk mereka. Sebagai contoh, mereka bisa merasa bahwa mereka tidak perlu menunggu giliran dalam antrean atau pantas mendapatkan penghargaan tertentu tanpa upaya yang memadai. Sikap ini dapat membuat mereka sulit diterima dalam lingkungan sosial yang lebih luas.
Penyebab NPD pada Perempuan
Penyebab NPD tidak dapat disimpulkan secara tunggal. Ini adalah hasil dari kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Berikut beberapa penyebab potensial:
1. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa ada komponen genetik dalam perkembangan NPD. Perempuan yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian atau masalah kesehatan mental lainnya mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan NPD. Gen tertentu yang memengaruhi regulasi emosi, empati, dan pengendalian impuls bisa menjadi predisposisi seseorang terhadap gangguan ini.
Namun, genetika bukanlah satu-satunya faktor. Lingkungan dan pengalaman hidup memainkan peran penting dalam “mengaktifkan” potensi genetik tersebut. Contohnya, seorang perempuan yang secara genetik memiliki kecenderungan narsistik mungkin hanya mengembangkan NPD jika ia mengalami pengalaman hidup tertentu yang mendukung munculnya sifat tersebut.
2. Pola Asuh
Pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Dalam kasus perempuan dengan NPD, pola asuh yang tidak seimbang sering kali menjadi faktor penyebabnya. Berikut adalah beberapa pola asuh yang bisa berkontribusi:
- Anak yang merasa tidak mendapat perhatian emosional dari orang tua mungkin mengembangkan NPD sebagai mekanisme untuk mencari validasi eksternal. Mereka belajar bahwa nilai diri mereka bergantung pada pengakuan dari orang lain.
- Anak yang terus-menerus dipuji tanpa dasar yang realistis dapat mengembangkan rasa superioritas. Misalnya, jika seorang anak selalu diberitahu bahwa ia “sempurna” atau “lebih baik dari semua orang,” ia mungkin tumbuh dengan keyakinan yang tidak realistis tentang keunggulannya.
- Sebaliknya, anak yang selalu dikritik atau dibandingkan secara negatif dengan orang lain juga berisiko mengembangkan NPD. Kritik semacam ini dapat menyebabkan rasa tidak aman yang kemudian diatasi dengan membangun citra diri yang berlebihan untuk menutupi luka emosional.
3. Trauma Masa Kecil
Trauma masa kecil, seperti pelecehan fisik, emosional, atau seksual, serta pengalaman penelantaran, dapat memengaruhi cara seseorang memandang diri mereka dan dunia di sekitarnya. Untuk melindungi diri dari rasa sakit dan kerentanan, seseorang mungkin mengembangkan ciri-ciri narsistik sebagai bentuk pertahanan diri.
Contoh nyata dari hubungan antara trauma dan NPD adalah seseorang yang mengalami penghinaan terus-menerus selama masa kecil. Penghinaan ini bisa membuat mereka merasa tidak berharga, yang kemudian mereka coba atasi dengan menciptakan citra diri yang sempurna dan tak terkalahkan.
4. Tekanan Sosial dan Budaya
Dalam masyarakat modern, tekanan untuk mencapai kesuksesan, kecantikan, dan status sosial yang tinggi sering kali menimbulkan dampak psikologis yang mendalam. Pada perempuan, standar ini bisa sangat intens, terutama dalam hal penampilan fisik dan peran sosial. Beberapa faktor yang relevan meliputi:
- Dalam lingkungan yang kompetitif, perempuan mungkin merasa perlu “membuktikan” diri mereka dengan menjadi yang terbaik dalam segala hal. Ini bisa mencakup memiliki karier yang sukses, hubungan yang sempurna, atau penampilan fisik yang memukau—semua ini dapat mendorong perkembangan ciri narsistik.
- Platform seperti Instagram atau TikTok sering kali memperkuat kebutuhan akan validasi eksternal. Perempuan yang terus-menerus melihat citra ideal di media sosial mungkin merasa tertekan untuk menyesuaikan diri, sehingga mendorong perilaku narsistik.
- Dalam budaya yang menekankan individualitas dan pencapaian pribadi, perempuan mungkin terdorong untuk fokus pada kesuksesan mereka sendiri. Hal ini bisa membuat mereka memprioritaskan diri sendiri di atas orang lain, yang merupakan salah satu ciri NPD.
Cara Menghadapi Perempuan dengan NPD
Menghadapi seseorang dengan NPD membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat. Berikut beberapa tips:
- Jangan biarkan mereka memanfaatkan kamu, tetapkan batasan yang jelas dan pertahankan dengan tegas.
- Perempuan dengan NPD sering menggunakan manipulasi emosional. Jangan biarkan diri kamu terjebak dalam drama mereka.
- Prioritaskan kesehatan mental sendiri. Jangan terlalu banyak menghabiskan energi untuk mencoba “menyembuhkan” mereka.
- Mendorong mereka untuk mencari bantuan profesional adalah langkah penting. Terapi dapat membantu mereka memahami dan mengelola perilaku mereka.
Dengan memahami ciri-ciri, penyebab, dan cara menghadapinya, kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi individu dengan NPD. Penting juga untuk menyadari bahwa diagnosis resmi dan penanganan profesional adalah langkah yang diperlukan untuk membantu individu dengan NPD menjalani kehidupan yang lebih sehat. Semoga bermanfaat ya.
Baca juga:
- Mewaspadai Perilaku dari 11 Ciri-ciri Lelaki NPD
- 7 Ciri Orang Tua Narsistik dan Dampaknya terhadap Anak
- 7 Faktor Psikologi Orang Banyak Bicara
- 10 Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog
- Mengembangkan Potensi Sejak Dini dari 10 Ciri-Ciri Anak Jenius
Referensi
- Dewi Purnama Sari. (2021). Gangguan Kepribadian Narsistik dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 5(1), 93-114. https://doi.org/10.29240/jbk.v5i1.2633
- Sari, D. P. (2021). Gangguan Kepribadian Narsistik dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 5(1), 93-114. https://doi.org/10.29240/jbk.v5i1.2633
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Washington, DC: Author.
- Campbell, W. K., & Miller, J. D. (Eds.). (2011). The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder: Theoretical Approaches, Empirical Findings, and Treatments. Wiley.
- Ronningstam, E. (2005). Identifying and Understanding the Narcissistic Personality. Oxford University Press.
- Pincus, A. L., & Lukowitsky, M. R. (2010). Pathological Narcissism and Narcissistic Personality Disorder. Annual Review of Clinical Psychology, 6(1), 421–446. https://doi.org/10.1146/annurev.clinpsy.121208.131215
- Miller, J. D., Widiger, T. A., & Campbell, W. K. (2010). Narcissistic Personality Disorder and the DSM-V. Journal of Abnormal Psychology, 119(4), 640–649. https://doi.org/10.1037/a0019529
- Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2009). The Narcissism Epidemic: Living in the Age of Entitlement. Free Press.
- Zeigler-Hill, V., & Besser, A. (2011). A Closer Look at Vulnerable Narcissism: Self-Esteem Threat and Affective Reactions. Journal of Social and Clinical Psychology, 30(5), 456–480. https://doi.org/10.1521/jscp.2011.30.5.456