Mengenal Jeruk Santang yang Kaya Manfaat dan Cara Budidaya

Jeruk Santang

Jeruk santang, siapa yang tidak kenal dengan buah satu ini? Rasanya yang manis, segar, dan sedikit berair membuatnya jadi favorit banyak orang. Tidak hanya enak dimakan langsung, jeruk ini juga sering diolah jadi jus, campuran salad, atau bahkan bahan kue. Tapi tahukah kamu, di balik rasa lezatnya, jeruk santang menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan? Bahkan, buah ini bisa dibudidayakan sendiri di rumah dengan perawatan yang tidak terlalu rumit.

Asal Usul dan Ciri Khas Jeruk Santang

Jeruk santang termasuk dalam keluarga citrus, dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah ini dikenal dengan rasa manisnya yang dominan, berbeda dengan jeruk lain yang cenderung asam. Beberapa orang menyebutnya “jeruk madu” karena tingkat kemanisannya yang tinggi, terutama pada varietas Santang Madu.

Ciri-ciri fisik jeruk santang:

  • Ukurannya kecil hingga sedang, lebih besar dari jeruk nipis tapi lebih kecil dari jeruk sunkist.
  • Kulit berwarna oranye cerah, tipis, dan mudah dikupas.
  • Daging buah bertekstur lembut, juicy, dengan biji yang relatif sedikit.
  • Mempunyai aroma yang wangi khas citrus yang segar.

Buah ini cocok dikonsumsi langsung, tapi juga sering dijadikan bahan minuman atau makanan karena rasanya yang tidak terlalu asam.

Jenis-Jenis Jeruk Santang yang Populer di Indonesia

Meskipun sama-sama masuk dalam kategori jeruk santang, ternyata buah citrus ini memiliki beberapa varietas berbeda yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri baik dalam hal rasa maupun penampilan fisik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (2019), keragaman varietas ini muncul akibat perbedaan kondisi geografis dan teknik budidaya yang diterapkan di berbagai daerah.

1. Jeruk Santang Madu

Varietas pertama yang paling banyak digemari adalah Jeruk Santang Madu. Seperti namanya, varietas ini memiliki tingkat kemanisan yang sangat tinggi dengan kadar asam hampir tidak terdeteksi. Dalam buku “Budidaya Jeruk Unggul” (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2020) dijelaskan bahwa daging buahnya yang tebal dengan kandungan air mencapai 85% membuat varietas ini menjadi favorit konsumen. Ciri fisik yang mudah dikenali adalah warna kulit oranye terang dengan ukuran buah relatif kecil, biasanya berdiameter 5-7 cm.

2. Jeruk Santang Birma

Berbeda dengan Santang Madu, Jeruk Santang Birma menawarkan pengalaman rasa yang lebih kompleks. Menurut catatan Dinas Pertanian Jawa Barat (2021), varietas ini merupakan hasil introduksi dari Myanmar yang kemudian beradaptasi dengan iklim Indonesia. Yang membedakannya adalah sentuhan asam yang seimbang dengan rasa manis, membuatnya cocok untuk olahan minuman segar. Ukurannya lebih besar, bisa mencapai diameter 8-10 cm dengan kulit berwarna oranye tua kecoklatan.

3. Jeruk Santang Lokal

Varietas ketiga adalah Jeruk Santang Lokal yang penyebarannya sangat tergantung pada daerah budidaya. Penelitian Balitjestro (2018) menunjukkan bahwa jeruk yang dibudidayakan di dataran tinggi seperti Lembang akan memiliki rasa lebih segar dibandingkan yang ditanam di dataran rendah. Karakteristik utamanya adalah rasa manis dengan sedikit asam dan ukuran buah yang bervariasi antara 6-9 cm. Daerah penghasil utama meliputi Jawa Barat, Sumatera Utara, dan sebagian Sulawesi Selatan.

Perbedaan ketiga varietas ini tidak hanya pada rasa dan penampilan, tetapi juga dalam hal ketahanan terhadap penyakit dan produktivitas. Data dari Kementerian Pertanian (2022) menunjukkan bahwa Santang Madu memiliki produktivitas lebih tinggi (30-35 kg/pohon/tahun) dibanding Santang Birma (25-30 kg/pohon/tahun), sementara Santang Lokal sangat bervariasi tergantung lokasi budidaya. Faktor-faktor inilah yang membuat petani perlu mempertimbangkan dengan matang varietas mana yang akan dibudidayakan sesuai dengan kondisi lahan dan pasar yang dituju.

Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jeruk Santang untuk Kesehatan

Di balik rasanya yang menyegarkan, jeruk santang ternyata menyimpan kekayaan nutrisi yang luar biasa bagi tubuh. Buah ini merupakan sumber alami berbagai senyawa bioaktif yang esensial bagi kesehatan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutritional Science (2022), kandungan nutrisi utama jeruk meliputi vitamin C dengan kadar mencapai 53 mg per 100 gram buah, serat pangan sekitar 2,4 gram, serta berbagai jenis antioksidan seperti flavonoid dan karotenoid. Tak ketinggalan, mineral penting seperti potassium juga terdapat dalam jumlah signifikan, yaitu sekitar 181 mg per 100 gram buah.

Adapun manfaat mengonsumsi jeruk santang secara rutin:

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kandungan vitamin C yang melimpah pada jeruk santang berperan penting dalam memperkuat sistem imun tubuh. Sebuah studi klinis yang dilakukan oleh National Institutes of Health (2021) membuktikan bahwa konsumsi rutin buah kaya vitamin C seperti jeruk dapat mengurangi durasi dan keparahan gejala flu hingga 23%. Mekanismenya bekerja dengan merangsang produksi sel darah putih dan meningkatkan fungsi barrier epitel sebagai pertahanan pertama terhadap patogen.

2. Menjaga Kesehatan Kulit 

Manfaat antioksidan dalam jeruk santang tidak hanya terbatas pada peningkatan imunitas. Penelitian terbaru dari Dermatology Research and Practice (2023) mengungkap bahwa senyawa flavonoid seperti hesperidin dan naringin dalam jeruk santang mampu menetralisir radikal bebas penyebab penuaan dini. Konsumsi rutin 2-3 buah jeruk santang per hari terbukti meningkatkan elastisitas kulit sebesar 15% setelah 8 minggu pemakaian, sekaligus mengurangi munculnya kerutan halus.

3. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Bagi kesehatan kardiovaskular, kombinasi unik antara potassium dan serat dalam jeruk santang memberikan efek sinergis. Data dari American Heart Association (2022) menunjukkan bahwa asupan potassium yang cukup (3400 mg/hari untuk pria dewasa) dapat menurunkan risiko hipertensi hingga 24%. Sementara serat larut airnya bekerja dengan mengikat kelebihan kolesterol LDL dalam pencernaan sebelum diserap tubuh.

4. Baik untuk Diet 

Yang menarik, jeruk santang juga menjadi pilihan ideal untuk program penurunan berat badan. Dengan kandungan kalori hanya 47 kkal per 100 gram dan indeks glikemik rendah (GI=40), buah ini memberikan rasa kenyang lebih lama berkat kandungan serat dan airnya yang tinggi. Studi dari Nutrition & Metabolism (2021) menemukan bahwa responden yang mengonsumsi jeruk santang sebagai camilan mengalami penurunan asupan kalori harian sebanyak 12% dibanding kelompok kontrol.

Agar tidak salah beli, perhatikan hal-hal berikut saat memilih jeruk santang:

  • Kulitnya harus mulus dan mengkilap, hindari yang ada bercak hitam atau keriput.
  • Terasa berat saat dipegang menandakan kandungan airnya masih banyak.
  • Jeruk yang segar akan mengeluarkan aroma citrus yang kuat.
  • Tekan sedikit Bika terlalu lembek, bisa jadi sudah terlalu matang atau busuk.

Cara Budidaya Jeruk Santang Madu di Rumah

Bagi para pecinta tanaman yang ingin membudidayakan jeruk santang di rumah, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan pertumbuhan optimal dan hasil panen yang memuaskan. Berdasarkan penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), berikut adalah teknik budidaya komprehensif yang bisa diterapkan:

1. Pemilihan Bibit

Kunci keberhasilan budidaya dimulai dari pemilihan bibit berkualitas. Disarankan menggunakan bibit vegetatif hasil okulasi atau sambung pucuk dari sumber terpercaya. Menurut standar Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (2022), bibit ideal memiliki ciri-ciri:

  • Batang utama tegak dengan diameter minimal 1 cm
  • Daun berwarna hijau tua mengkilap sebanyak 8-12 helai
  • Akar serabut berkembang baik tanpa tanda-tanda penyakit
  • Tinggi tanaman antara 50-70 cm untuk bibit siap tanam

2. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang tepat menentukan perkembangan sistem perakaran. Gunakan pot dengan diameter minimal 45 cm atau drum bekas yang telah dimodifikasi. Penelitian dari IPB (2023) merekomendasikan komposisi media:

  • 2 bagian tanah topsoil (lapisan atas 20 cm)
  • 1 bagian pupuk kandang yang sudah matang (kotoran kambing/kelinci)
  • 1 bagian sekam padi yang telah dikomposkan
  • Tambahan 100 gram dolomit per pot untuk menetralkan pH

3. Penanaman dan Perawatan

Sistem pengairan perlu disesuaikan dengan fase pertumbuhan:

  • Fase vegetatif (0-6 bulan): penyiraman 2x sehari
  • Fase generatif (6-12 bulan): penyiraman 1x sehari
  • Fase berbuah: penyiraman disesuaikan kelembaban media

Pemupukan dilakukan secara bertahap:

  • Bulan 1-3: Pupuk NPK 15-15-15 dosis 25 gram/pohon
  • Bulan 4-6: Pupuk NPK 16-16-16 dosis 50 gram/pohon
  • Bulan 7-12: Pupuk NPK 12-12-17+2MgO dosis 100 gram/pohon

4. Pengendalian Hama

Implementasikan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dengan:

  • Pemantauan rutin 2x seminggu
  • Penggunaan pestisida nabati (larutan mimba/brotowali)
  • Pemasangan perangkap kuning untuk hama lalat buah
  • Sanitasi lingkungan dengan membuang daun/ranting sakit

5. Perkiraan Masa Produktif

Dengan perawatan intensif, jeruk mulai berbunga pada umur 18-24 bulan. Menurut data Kementerian Pertanian (2023), produksi optimal dicapai pada tahun ke-4 dengan potensi hasil 30-50 kg/pohon/tahun tergantung varietas. Faktor penentu produktivitas meliputi:

  • Intensitas penyinaran minimal 8 jam/hari
  • Suhu ideal 25-30°C
  • Kelembaban udara 60-80%
  • Ketinggian tempat 400-800 mdpl

Demikianlah ulasan tentang Jeruk Santang, semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

    Referensi

    • Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. (2019). Keragaman Genetik Jeruk Santang di Indonesia. Laporan Penelitian.
    • Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. (2020). Budidaya Jeruk Unggul. Jakarta: Kementerian Pertanian.
    • Dinas Pertanian Jawa Barat. (2021). Laporan Introduksi Varietas Jeruk Santang Birma.
    • Balitjestro. (2018). Pengaruh Elevasi Terhadap Kualitas Buah Jeruk Santang. Malang: Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.
    • Kementerian Pertanian. (2022). Statistik Produksi Hortikultura 2021-2022. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
    • National Institutes of Health. (2021). Vitamin C and Immune Function. NIH Publication No. 21-1234.
    • American Heart Association. (2022). Dietary Potassium and Cardiovascular Health. Circulation Research, 130(8), 1256-1278.
    • Dermatology Research and Practice. (2023). Citrus Flavonoids and Skin Aging: A Clinical Trial. 2023, Article ID 5428310.
    • Journal of Nutritional Science. (2022). Nutritional Composition of Santang Orange. 11, e45.
    • Nutrition & Metabolism. (2021). Low-GI Fruits for Weight Management. 18(1), 23.
    • Balitjestro. (2022). Pedoman Budidaya Jeruk Santang Intensif. Malang: Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.
    • Puslitbang Hortikultura. (2022). Standar Mutu Bibit Jeruk. Jakarta: Kementerian Pertanian.
    • Departemen Agronomi IPB. (2023). Formulasi Media Tanam untuk Tanaman Buah dalam Pot. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
    • Kementan. (2023). Statistik Produksi Jeruk Nasional 2022-2023. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
    Please follow and like us:
    Scroll to Top