Ciri-ciri rumah sehat tidak hanya berfokus pada desain dan estetika, tetapi juga mencakup faktor-faktor yang mendukung kesejahteraan penghuninya. Rumah sehat merupakan tempat yang tidak hanya nyaman untuk tinggal, tetapi juga aman dan mendukung gaya hidup yang positif. Ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan agar rumah dapat memenuhi kriteria sehat.
Kesehatan tubuh dan kualitas hidup kita dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, dan lingkungan tempat tinggal adalah salah satunya. Rumah yang sehat bukan hanya membuat kita merasa nyaman, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesehatan fisik dan mental. Faktor-faktor seperti ventilasi, pencahayaan alami, kebersihan, dan kualitas udara dalam rumah dapat memengaruhi kondisi tubuh, mengurangi risiko penyakit, meningkatkan konsentrasi, dan membantu tidur yang lebih nyenyak.
Ciri-Ciri Rumah Sehat yang Harus Diketahui
Berdasarkan Keputusan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, Kementerian Kesehatan Indonesia menetapkan kreteria atau ciri-ciri rumah sehat sebagai berikut:
1. Ventilasi yang Baik
Ventilasi merupakan salah satu elemen kunci dari rumah sehat. Udara segar yang masuk ke dalam rumah melalui ventilasi akan mengurangi kelembapan yang berlebihan dan memastikan bahwa udara kotor keluar dengan lancar. Tanpa ventilasi yang memadai, rumah akan terasa pengap, dan dapat terjadi penumpukan polusi dalam ruangan yang berbahaya bagi kesehatan.
Dalam rumah sehat, pastikan setiap ruangan memiliki ventilasi yang cukup dan tidak terhalang, seperti jendela yang dapat dibuka atau ventilasi udara di atap rumah.Udara segar yang masuk juga membantu mengurangi keberadaan bahan kimia berbahaya yang seringkali ada di dalam rumah akibat penggunaan produk pembersih atau cat dinding yang mengandung bahan berbahaya. Dengan adanya ventilasi yang baik, kualitas udara dalam rumah akan tetap terjaga.
2. Pencahayaan Alami yang Optimal
Pencahayaan alami adalah elemen penting yang tak kalah krusial dalam menciptakan rumah sehat. Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah tidak hanya memberikan sinar yang terang di siang hari, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Matahari mengandung sinar UV yang membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, pencahayaan alami juga mengurangi kelembapan dalam ruangan, yang dapat mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Rumah yang dirancang dengan pencahayaan alami yang baik cenderung lebih sehat karena cahaya matahari dapat menyinari setiap sudut ruangan, memberikan energi positif, serta meningkatkan mood dan produktivitas penghuninya.
Salah satu cara untuk memastikan rumah memiliki pencahayaan alami yang cukup adalah dengan memasang jendela besar atau membuka atap kaca yang bisa membawa cahaya langsung dari luar. Pertimbangkan juga untuk menggunakan tirai atau gorden yang bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.
3. Kebersihan yang Terjaga
Rumah yang sehat adalah rumah yang selalu bersih. Kebersihan tidak hanya memengaruhi estetika, tetapi juga memengaruhi kesehatan penghuni rumah. Ruang yang kotor dan berdebu bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, virus, jamur, dan tungau debu, yang semuanya dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, alergi, dan iritasi kulit.
Untuk menjaga kebersihan rumah, pastikan setiap sudut ruangan dibersihkan secara rutin. Mulailah dengan membersihkan lantai, permukaan furnitur, dan peralatan rumah tangga secara berkala. Jangan lupa juga untuk membersihkan area yang lebih sering terlewatkan, seperti lemari penyimpanan, dapur, dan kamar mandi, tempat yang sangat rentan terhadap pertumbuhan jamur.
Selain itu, pastikan untuk menjaga kebersihan sistem ventilasi dan saluran udara agar debu dan kotoran tidak menumpuk. Gunakan bahan pembersih yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan untuk menjaga udara tetap bersih.
4. Sirkulasi Air yang Baik
Tidak hanya udara yang perlu dipertimbangkan dalam rumah sehat, tetapi juga sirkulasi air. Ciri-ciri rumah sehat harus memiliki sistem saluran air yang lancar dan bebas hambatan. Saluran air yang mampet atau tumpat bisa menyebabkan genangan air, yang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan serta memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan kesehatan.
Oleh karena itu, pastikan saluran pembuangan air rumah selalu terjaga kebersihannya dan tidak ada penyumbatan. Rutinlah memeriksa saluran pembuangan air seperti di kamar mandi, dapur, dan area lain untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Gunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk mencegah kerusakan saluran pembuangan serta menghindari penggunaan bahan kimia keras yang dapat merusak sistem pipa.
5. Penggunaan Material Ramah Lingkungan
Rumah sehat juga identik dengan penggunaan bahan bangunan yang aman dan ramah lingkungan. Material yang mengandung bahan berbahaya seperti timbal, formaldehida, atau asbes dapat membahayakan kesehatan, terutama jika terpapar dalam jangka panjang. Pilihlah material yang tidak mengandung zat berbahaya dan berasal dari sumber yang dapat diperbaharui, seperti kayu dari hutan yang dikelola dengan baik atau batu bata dari sumber yang ramah lingkungan.
Selain itu, pastikan untuk menggunakan cat yang mengandung kadar Volatile Organic Compounds (VOC) yang rendah, karena VOC bisa merusak kualitas udara dalam rumah dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi mata hingga masalah pernapasan. Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan akan menjaga kualitas udara dan kesehatan penghuni rumah secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa batasan yang perlu diperhatikan menurut peraturan Kemenkes:
- Kandungan asbes bebas tidak boleh melebihi 0,5 fiber/m³ dalam kurun waktu 4 jam.
- Partikel debu total harus dijaga di bawah 150 µg/m³.
- Kadar timbal (timah hitam) tidak boleh melampaui 300 mg/kg.
Selain itu, material yang digunakan sebaiknya tidak mendukung pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme patogen.
6. Desain yang Membuka Ruang untuk Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, rumah sehat harus memiliki ruang yang cukup untuk beraktivitas fisik, baik itu olahraga ringan, yoga, atau kegiatan lain yang melibatkan pergerakan. Memiliki ruang terbuka atau taman yang luas di halaman belakang bisa memberikan ruang bagi penghuni rumah untuk bergerak lebih bebas.
Desain rumah juga harus mendukung untuk beraktivitas fisik. Misalnya, menggunakan tangga sebagai sarana transportasi di rumah ketimbang menggunakan lift, atau menyediakan ruang terbuka di dalam rumah yang bisa dimanfaatkan untuk olahraga ringan. Ini akan memudahkan penghuni untuk bergerak aktif, yang pada akhirnya mendukung kesehatan jantung, kebugaran tubuh, dan kesehatan mental.
7. Kualitas Udara yang Baik
Selain ventilasi yang baik, ciri-ciri rumah sehata juga memperhatikan kualitas udara yang bersih dan sehat juga sangat penting. Udara yang tercemar, baik oleh polusi dari luar atau bahan kimia dalam rumah, dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan, alergi, dan gangguan kesehatan lainnya. Tanaman indoor seperti lidah mertua, spider plant, atau peace lily dapat membantu menyaring udara dalam rumah dan meningkatkan kualitas udara.
Selain menanam tanaman, penggunaan air purifier atau penyaring udara juga dapat membantu menjaga udara tetap bersih, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Penggunaan pembersih udara ini akan sangat bermanfaat untuk mengurangi polutan dalam rumah.
Rumah sehat menurut Kementerian Kesehatan juga harus memenuhi standar kualitas udara yang telah ditetapkan. Berikut adalah kriterianya:
- Suhu Udara Ideal: Berada dalam rentang 18°C hingga 30°C.
- Pertukaran Udara (Air Exchange Rate): Minimal 5 kaki kubik per menit untuk setiap penghuni.
- Kelembapan Udara: Dijaga pada tingkat 40% hingga 70%.
- Kadar Gas CO: Tidak melebihi 100 ppm selama 8 jam.
- Kadar Gas SO2: Tidak lebih dari 0,10 ppm dalam 24 jam.
- Kadar Gas Formaldehida: Tidak melampaui 120 mg/m³.
8. Ketersediaan Sumber Air Bersih
Kualitas air di rumah sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Air yang tercemar dapat membawa berbagai penyakit, mulai dari diare, keracunan makanan, hingga gangguan kulit. Rumah sehat harus memiliki akses terhadap air bersih yang aman digunakan untuk konsumsi dan kegiatan sehari-hari lainnya.
Untuk memastikan kualitas air yang baik, pertimbangkan untuk memasang sistem penyaringan air atau filter air di rumah. Sistem penyaringan yang baik akan menghilangkan kandungan bahan berbahaya seperti klorin, logam berat, dan mikroorganisme berbahaya, sehingga air yang digunakan aman dan layak untuk konsumsi.
9. Lingkungan yang Tidak Terkontaminasi oleh Polusi Suara
Polusi suara atau kebisingan dapat memengaruhi kualitas tidur, kesehatan mental, serta sistem saraf seseorang. Rumah yang sehat harus memiliki lingkungan yang bebas dari kebisingan, atau jika tidak, rumah harus dirancang sedemikian rupa agar suara dari luar tidak masuk ke dalam rumah. Penggunaan material penyerap suara di dinding atau jendela yang kedap suara dapat membantu mengurangi tingkat kebisingan di dalam rumah.
Selain itu, jika rumah Anda berada di area yang bising, Anda bisa mempertimbangkan untuk menanam pohon-pohon besar di sekitar halaman untuk meredam suara dari luar. Tanaman juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan menyegarkan.
10. Pengelolaan Limbah yang Baik
Pengelolaan limbah yang baik juga merupakan ciri rumah sehat. Sampah yang menumpuk tidak hanya menyebabkan bau tak sedap, tetapi juga bisa menjadi sarang bagi serangga dan hewan pembawa penyakit. Oleh karena itu, pastikan sampah rumah tangga dibuang dengan teratur dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selain itu, Anda bisa memanfaatkan sampah organik untuk membuat kompos, yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman di halaman rumah. Dengan pengelolaan sampah yang baik, Anda tidak hanya menjaga kebersihan rumah tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Semoga ulasan tentang ciri-ciri rumah sehat ini dapat bermanfaat ya.
Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Rumah Sehat Lingkungan Bersih. Diakses dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2574/rumah-sehat-lingkungan-bersih
- Mandaka, Majalah Ilmiah Inspiratif. (2019). Perumahan yang Sehat. Diakses dari https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/INSPI/article/view/1823/0
- Syafrudin, S. (2011). Penyuluhan Tentang Rumah Sehat dalam Upaya Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan 26 Ilir Palembang Tahun 2023. Jurnal Safari, 1(1), 207-210.
- Taufik, T. (2000). Upaya Peningkatan Pengetahuan Rumah Sehat bagi Masyarakat Dusun Deles. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 3(1), 18-20.
- Mustika Land. (2024). Ciri-Ciri Rumah Sehat Berdasarkan Kemenkes. Diakses dari https://www.mustikaland.co.id/blog/ciri-ciri-rumah-sehat-berdasarkan-kemenkes
- Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. (2020). Analisis Kondisi Rumah dan Kesehatan Penghuninya. Laporan Penelitian Dosen. Diakses dari https://staff.universitaspahlawan.ac.id/upload/riset/298-lampiran.pdf
- Universitas Asahan. (2018). Penilaian Perumahan Berdasarkan Kriteria Rumah Sehat. Jurnal Teknik Informatika, 2(2), 351-360.
- Universitas Andi Djemma. (2021). Mewujudkan Rumah Sehat Melalui Penyuluhan Kesehatan. Jurnal Tomaega, 4(2), 1223-1230.
Baca juga:
- 6 Manfaat Rumah Sehat bagi Penghuni
- Ayah dan Bunda Harus Tau 9 Manfaat Berkebun untuk Anak
- 11 Tanaman Pengusir Tikus untuk Rumah Bebas Gangguan
- 10 Jenis Tanaman Pengusir Nyamuk Terbukti Efektif