Ciri-ciri rumah tidak sehat wajib diketahui karena rumah merupakan tempat berlindung, tempat kita kembali setelah beraktivitas seharian. Namun, masih banyak yang berlum memahami apa yang dimaksud rumah bisa disebut sehat. Banyak faktor yang bisa memengaruhi kesehatan rumah, dan penting untuk mengenali tanda-tanda rumah tidak sehat agar bisa melakukan tindakan preventif sebelum masalahnya semakin besar.
Ciri-ciri Rumah Tidak Sehat dan cara mengatasinya
Berikut berbagai ciri-ciri rumah tidak sehat dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Kelembapan Berlebih
Kelembapan berlebih di dalam rumah merupakan masalah umum yang sering terjadi di banyak rumah, terutama di daerah dengan cuaca tropis atau musim hujan yang panjang, kelembapan yang tinggi di dalam rumah menyebabkan pertumbuhan jamur, lumut, dan bakteri yang tidak hanya merusak struktur rumah, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan penghuni rumah.
Jamur yang tumbuh di dinding, langit-langit, atau bahkan furnitur dapat menyebabkan berbagai gangguan pernapasan seperti asma, alergi, dan infeksi saluran pernapasan. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa paparan terhadap spora jamur dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan serius.
Tanda-tanda kelembapan berlebih di rumah:
- Dinding atau langit-langit terlihat basah dan berjamur
- Adanya noda hitam yang sulit hilang akibat jamur atau lumut
- Ruangan berbau apek dan pengap meskipun sudah dibersihkan
- Permukaan kayu atau furnitur mulai menggelembung atau rusak
Cara mengatasi kelembapan berlebih:
- Periksa dan perbaiki kebocoran air di pipa atau atap yang dapat menyebabkan kelembapan.
- Gunakan dehumidifier untuk menyerap kelembapan berlebih di udara.
- Pastikan ventilasi rumah baik, terutama di area yang rentan lembap seperti kamar mandi, dapur, dan ruang bawah tanah.
- Gunakan bahan anti-jamur untuk mengecat dinding atau furnitur agar lebih tahan terhadap jamur.
2. Ventilasi yang Buruk
Ventilasi yang buruk, salah satu faktor utama yang membuat rumah tidak sehat. Rumah yang tidak memiliki ventilasi yang cukup akan menyebabkan udara di dalamnya stagnan, yang meningkatkan konsentrasi polusi udara dan kelembapan, serta mempengaruhi kenyamanan penghuni rumah. Selain itu, rumah yang kurang ventilasi juga dapat memicu penumpukan gas berbahaya seperti karbon monoksida, yang berasal dari peralatan rumah tangga seperti kompor gas atau pemanas ruangan.
Tanda-tanda ventilasi yang buruk:
- Ruangan terasa pengap dan sesak, bahkan dengan penggunaan AC
- Bau tidak sedap yang menetap meskipun sudah dibersihkan
- Kondisi furnitur atau peralatan rumah tangga yang cepat rusak atau berjamur
- Tidak adanya jendela atau ventilasi udara yang cukup
Cara mengatasi ventilasi yang buruk:
- Pasang lebih banyak jendela dan ventilasi udara di seluruh rumah, terutama di kamar mandi dan dapur.
- Gunakan exhaust fan di area yang banyak mengeluarkan uap atau bau seperti dapur dan kamar mandi.
- Bila memungkinkan, buat ventilasi atap atau ventilasi silang agar udara bisa masuk dan keluar dengan bebas.
- Cek sistem HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) secara rutin untuk memastikan bahwa sistem ventilasi bekerja dengan baik.
3. Penggunaan Bahan Bangunan yang Tidak Ramah Lingkungan
Banyak orang tidak menyadari bahwa bahan bangunan yang digunakan di rumah mereka bisa mengandung bahan berbahaya seperti formaldehida, asbes, atau bahan kimia berbahaya lainnya. Bahan-bahan ini, jika terpapar dalam jangka waktu lama, dapat mempengaruhi kualitas udara dan membahayakan kesehatan penghuni rumah. Formaldehida, misalnya, dapat memicu iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta meningkatkan risiko kanker.
Tanda-tanda rumah yang mengandung bahan berbahaya:
- Tercium bau kimiawi yang menyengat setelah renovasi atau penggunaan bahan bangunan tertentu
- Dinding, lantai, atau plafon yang mudah terkelupas atau rusak
- Terlihat serpihan bahan berbahaya di udara atau permukaan
Cara mengatasi penggunaan bahan berbahaya:
- Pilih bahan bangunan yang ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
- Gunakan cat, pelapis, dan lem yang memiliki label ramah lingkungan atau yang bebas VOC (Volatile Organic Compounds).
- Periksa rumah secara berkala dan pastikan tidak ada kerusakan pada bahan bangunan yang bisa melepaskan bahan berbahaya.
- Pertimbangkan untuk menggunakan jasa ahli ketika melakukan renovasi untuk memastikan bahan yang digunakan aman bagi kesehatan.
4. Kebersihan Rumah yang Tidak Terjaga
Kebersihan rumah sangat berpengaruh pada kesehatan penghuninya. Rumah yang kotor dapat menjadi sarang bagi bakteri, virus, dan serangga penyebar penyakit seperti nyamuk, tikus, atau kecoa. Selain itu, debu yang menumpuk di berbagai sudut rumah dapat menjadi pemicu alergi dan gangguan pernapasan. Rumah yang tidak terawat juga bisa meningkatkan risiko terkena infeksi saluran pencernaan akibat kebersihan dapur dan kamar mandi yang buruk.
Tanda-tanda kebersihan rumah yang buruk:
- Debu menumpuk di sudut-sudut rumah, furnitur, atau peralatan elektronik
- Sampah yang tidak terkelola dengan baik dan menumpuk
- Kamar mandi atau dapur yang selalu kotor dan berbau tidak sedap
- Adanya serangga atau hewan kecil yang mengganggu kenyamanan rumah
Cara mengatasi kebersihan yang buruk:
- Rutin membersihkan rumah minimal seminggu sekali, terutama area yang rentan kotor seperti kamar mandi dan dapur.
- Gunakan pembersih yang efektif namun aman bagi kesehatan, seperti pembersih berbasis bahan alami.
- Pastikan tempat sampah rumah selalu dalam keadaan tertutup dan dibuang secara rutin.
- Bersihkan dan sterilkan area yang sering digunakan seperti meja makan, area memasak, dan kamar mandi untuk mencegah penyebaran kuman.
5. Kebocoran pada Instalasi Listrik dan Pipa
Kerusakan pada instalasi listrik dan pipa dapat menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani. Kebocoran gas dari peralatan rumah tangga, seperti kompor gas, dapat menyebabkan keracunan karbon monoksida yang sangat berbahaya dan bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Selain itu, instalasi listrik yang buruk dapat memicu kebakaran rumah, sementara pipa yang bocor bisa menyebabkan kebocoran air yang merusak struktur rumah.
Tanda-tanda kebocoran dan kerusakan instalasi listrik atau pipa:
- Tercium bau gas di dalam rumah, terutama di dapur atau ruang yang menggunakan peralatan gas
- Instalasi listrik sering mati atau terjadi korsleting
- Pipa air bocor atau mengeluarkan air kotor
- Adanya percikan api dari stopkontak atau peralatan listrik
Cara mengatasi kebocoran dan kerusakan instalasi:
- Cek secara rutin instalasi listrik dan gas di rumah, dan pastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan.
- Gunakan jasa profesional untuk memeriksa dan memperbaiki sistem listrik dan pipa.
- Pastikan alat pemadam api (APAR) tersedia di rumah untuk mengantisipasi potensi kebakaran.
- Perbaiki dan ganti peralatan gas atau listrik yang sudah usang agar tetap aman digunakan.
6. Kurangnya Pencahayaan Alami
Cahaya matahari memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk membantu produksi vitamin D dan meningkatkan suasana hati. Rumah yang kekurangan pencahayaan alami bisa menciptakan suasana suram yang memengaruhi kesehatan mental penghuni rumah. Kondisi ini bisa menyebabkan perasaan tertekan, kurang semangat, bahkan meningkatkan risiko depresi musiman (seasonal affective disorder).
Tanda-tanda kekurangan pencahayaan alami:
- Ruangan terasa gelap meskipun lampu sudah menyala
- Tidak ada jendela atau ventilasi yang memungkinkan cahaya matahari masuk
- Suasana rumah terasa suram atau monoton
Cara mengatasi kurangnya pencahayaan alami:
- Pasang lebih banyak jendela atau buat ventilasi udara agar cahaya matahari bisa masuk dengan bebas.
- Pertimbangkan untuk menggunakan kaca transparan atau warna cerah pada dinding untuk memantulkan cahaya di dalam rumah.
- Jangan biarkan tirai atau gorden menutupi sinar matahari pada siang hari, dan buka mereka di pagi hari.
7. Tanda-tanda Masalah Struktur Bangunan yang Membahayakan
Bila rumah kamu menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural, seperti dinding yang retak, plafon yang bocor, atau lantai yang miring, maka rumah tersebut tidak sehat. Kerusakan struktural seperti ini dapat menyebabkan bahaya lebih lanjut jika dibiarkan tanpa perbaikan. Selain itu, masalah fondasi yang tidak stabil juga bisa menyebabkan rumah ambruk atau bergoyang.
Tanda-tanda kerusakan struktural:
- Dinding atau plafon yang retak dan berlubang
- Lantai yang miring atau terasa goyang saat berjalan
- Ketidakstabilan pada bagian rumah, seperti pintu atau jendela yang susah ditutup
Cara mengatasi kerusakan struktural:
- Lakukan pengecekan struktural secara berkala pada rumah, terutama jika rumah sudah cukup tua.
- Gunakan jasa profesional untuk memeriksa dan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada fondasi atau bagian struktural lainnya.
- Pastikan rumah tetap dalam kondisi yang aman dengan melakukan perawatan secara rutin.
Semoga ulasan tentang mengenali ciri-ciri rumah tidak sehat dan cara mengatasinya ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan ya.
Baca juga:
- 10 Ciri-ciri Rumah Sehat yang Wajib Diketahui
- 6 Manfaat Rumah Sehat bagi Penghuni
- 12 Manfaat Berkebun bagi Kesehatan Fisik, Mental, dan Sosial
Referensi
- Norbäck, D., & Xu, X. (2009). Building dampness and health. Occupational and Environmental Medicine, 66(7), 463-472. https://doi.org/10.1136/oem.2008.045169
- Peat, J. K., & Toelle, B. G. (2007). Home dampness and indoor air quality. The Lancet, 370(9583), 457-464. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)61279-X
- Sublette, K., & U.S. Environmental Protection Agency. (2017). Indoor air quality (IAQ) guidelines and strategies for improving air quality. EPA Report No. 402-K-07-003. U.S. EPA. Retrieved from https://www.epa.gov/iaq
- Wilkinson, P., Landon, M., & Dorey, S. (2004). Ventilation in domestic housing: Importance for energy and health. Energy and Buildings, 36(2), 177-185. https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2003.10.014
- Wargocki, P., & Wyon, D. P. (2007). The effects of ventilation in homes and offices on the performance of health, comfort, and productivity. Indoor Air, 17(5), 118-126. https://doi.org/10.1111/j.1600-0668.2007.00445.x
- Yang, S., & Jang, S. (2018). Impact of moisture and microbial contamination on health in the indoor environment. Indoor Air, 28(6), 807-819. https://doi.org/10.1111/ina.12511
- Zuraimi, M. S., & Tham, K. W. (2006). Indoor air quality and its effect on health. The Lancet, 368(9539), 849-851. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(06)69479-X