Azolla di tengah sawah yang hijau, sebuah rahasia alam yang sering diabaikan, tumbuhan kecil mengapung bagi sebagian petani, ia dianggap gulma pengganggu. Tapi tahukah kamu, tanaman mungil ini sebenarnya adalah pahlawan tersembunyi yang bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, menekan biaya pakan ternak, dan bahkan meningkatkan hasil panen?
Dari rawa-rawa di Vietnam hingga persawahan di Jawa, Azolla telah membuktikan dirinya sebagai solusi alami untuk pertanian berkelanjutan. Mari kita telusuri lebih dalam mengapa tanaman ini layak disebut sebagai “emas hijau” yang terlupakan.
Mengenal Azolla Bukan Sekadar Gulma
Di pedesaan Jawa, tanaman mungil bernama Azolla dikenal dengan sebutan dampyang atau mata lele. Tanaman paku air ini mudah dikenali dari bentuknya yang unik segitiga atau poligonal sambil terapung tenang di permukaan air. Ia sering ditemui menghiasi permukaan sawah, kolam ikan, atau bahkan selokan-selokan di pedesaan.
Namun jangan tertipu oleh penampilannya yang sederhana. Di balik sosoknya yang kecil, tumbuhan ini menyimpan tiga keistimewaan yang membuatnya layak dijuluki sebagai “tanaman ajaib”:
1. Bersimbiosis dengan Bakteri Ajaib
Pertama, tumbuhan ini memiliki hubungan simbiosis yang sangat istimewa dengan bakteri bernama Anabaena azollae. Bakteri biru-hijau ini hidup di dalam rongga daun Azolla dan memiliki kemampuan luar biasa untuk mengikat nitrogen langsung dari udara. Proses alami inilah yang menjadikannya sebagai pupuk hijau terbaik, karena ia mampu menyediakan nitrogen secara gratis untuk tanaman lain tanpa harus bergantung pada pupuk urea.
2. Tumbuh Super Cepat
Kedua, pertumbuhannya termasuk yang tercepat di dunia tanaman. Dalam kondisi ideal—dengan cukup sinar matahari dan nutrisi—populasi Azolla bisa meningkat 35% setiap harinya. Bayangkan, jika hari ini kamu hanya memiliki segenggam Azolla, dalam waktu seminggu kolam kecil bisa tertutup sepenuhnya oleh tanaman ini. Kecepatan tumbuhnya yang luar biasa ini membuatnya menjadi solusi yang sangat efisien untuk berbagai kebutuhan pertanian dan peternakan.
3. Kandungan Nutrisi Tinggi
Ketiga, kandungan nutrisinya sungguh mengesankan. Kadar proteinnya berkisar antara 24-30%, lebih tinggi dibandingkan dedak padi atau jagung yang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan, kandungan lisin sebagai salah satu asam amino esensial paling penting pada Azolla lebih unggul dibandingkan kebanyakan bahan pakan konvensional.
Sejarah Azolla
Azolla bukanlah penemuan baru. Fosilnya menunjukkan bahwa tanaman ini sudah ada sejak zaman dinosaurus! Bahkan, beberapa ilmuwan meyakini bahwa ledakan populasi tumbuhan ini di Samudra Arktik jutaan tahun lalu memicu penurunan kadar COâ‚‚ global dan mengubah iklim bumi.
Di era modern, Azolla mulai populer pada 1980-an ketika Vietnam dan China menggunakannya sebagai pupuk alami untuk padi. Namun, karena dianggap merepotkan (harus dibudidayakan secara intensif), banyak petani beralih ke pupuk kimia yang lebih praktis.
Terdapat tujuh spesies Azolla yang tersebar di berbagai benua:
- Asia: A. pinnata (tersebar di Indonesia), A. filiculoides, A. japonica.
- Afrika: A. nilotica.
- Amerika: A. caroliniana, A. mexicana, A. microphylla.
Manfaat Azolla yang Mengubah Paradigma
Tanaman Azolla ternyata menyimpan berbagai manfaat mengejutkan yang telah dibuktikan melalui penelitian dan praktik lapangan di berbagai belahan dunia. Berikut penjelasan tentang keunggulannya:
1. Pengganti Pupuk Urea Hingga 50%
Penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa penggunaan tumbuhan ini dalam budidaya padi mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk urea hingga separuh (Vlek et al., 2018). Fenomena ini terjadi karena simbiosis mutualistik antara Azolla dan cyanobacteria Anabaena azollae, yang secara alami mengikat nitrogen atmosfer dan mengubahnya menjadi amonium bentuk nitrogen yang mudah diserap tanaman (Wagner, 1997). Mekanisme alami ini tidak hanya menghemat biaya pupuk tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
2. Pakan Ikan Alami yang Kaya Nutrisi
Azolla telah diadopsi peternak ikan di Bogor dan Sukabumi sebagai pakan alternatif untuk ikan herbivora seperti nila, gurami, dan lele (Dianawati et al., 2021). Kandungan proteinnya yang mencapai 24-30% serta profil asam amino yang lengkap membuatnya setara dengan pakan komersial, namun dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah (Brouwer et al., 2018). Selain itu, pemberian Azolla segar pada ikan juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
3. Meningkatkan Produksi Susu Sapi
Sebuah studi di India membuktikan bahwa suplementasi Azolla segar pada pakan sapi perah mampu meningkatkan produksi susu hingga 15% (Sreekumar & Prabhu, 2020). Peningkatan ini disebabkan oleh tingginya kadar protein, karotenoid, dan mineral esensial seperti kalsium dan fosfor dalam tumbuhan ini, yang berperan penting dalam metabolisme sapi (Bairagi et al., 2019). Peternak di daerah tropis seperti India dan Bangladesh kini mulai membudidayakannya secara intensif untuk mendukung peternakan sapi yang lebih efisien.
4. Mengurangi Emisi Metana di Sawah
Azolla berperan penting dalam mengurangi emisi metana dari lahan sawah. Dengan menutupi permukaan air, akan menghambat proses fermentasi anaerob oleh bakteri metanogen—penyebab utama pelepasan gas metana (van der Gon et al., 2002). Penelitian di Filipina menunjukkan bahwa penggunaannya bersama dengan sistem mina padi mampu menekan emisi metana hingga 40% dibandingkan sistem konvensional (Correa et al., 2021). Temuan ini menjadikan Azolla sebagai solusi berbasis alam untuk pertanian rendah karbon.
5. Solusi Pertanian Organik
Bagi petani yang ingin bertransisi ke pertanian organik, Azolla menawarkan solusi nyata. Kemampuannya menyuburkan tanah secara alami tanpa input kimia telah diakui dalam sistem pertanian organik di Vietnam dan China (Li et al., 2019). Selain itu, tumbuhan tersebut juga berfungsi sebagai mulsa hidup yang menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma (Pabby et al., 2020). Dengan demikian, tidak hanya mengurangi biaya produksi tetapi juga meningkatkan keberlanjutan ekologis pertanian.
Cara Budidaya Azolla untuk Pemula
Bagi yang tertarik memanfaatkan Azolla, berikut langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan dengan mudah di rumah atau lahan pertanian:
1. Persiapan Media Tumbuh
Azolla dapat dibudidayakan dalam wadah sederhana seperti kolam terpal, ember besar, atau bak plastik. Kunci utamanya adalah menjaga ketinggian air antara 10-20 cm, karena air yang terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan optimal. Pastikan wadah ditempatkan di area yang mendapat cukup sinar matahari, minimal 4-6 jam per hari.
2. Pemberian Nutrisi Awal
Agar tumbuh subur, media perlu diberi pupuk dasar. Petani biasa menggunakan kotoran ayam yang telah difermentasi atau kompos matang sebagai sumber nutrisi awal. Cukup taburkan sekitar 1-2 genggam pupuk organik per meter persegi media. Nutrisi ini akan membantu berkembang dengan cepat dalam fase awal pertumbuhan.
3. Penebaran Bibit dan Pemeliharaan
Bibit Azolla bisa diperoleh dengan mengambil sampel dari sawah atau membeli dari penyedia bibit pertanian. Tebarkan bibit secara merata di permukaan media dengan kepadatan awal sekitar 200-300 gram per meter persegi. Dalam waktu 7-14 hari, koloninya biasanya sudah menutupi seluruh permukaan media. Selama masa pertumbuhan, pastikan air tidak menguap berlebihan dan tambahkan pupuk cair organik jika pertumbuhan terlihat lambat.
4. Teknik Panen dan Pemanfaatan
Azolla siap dipanen ketika sudah membentuk lapisan tebal di permukaan air. Untuk pakan ikan, bisa diberikan langsung dalam keadaan segar dengan cara disebarkan ke kolam. Sebagai pupuk organik, Azolla yang telah dipanen bisa dikeringkan terlebih dahulu selama 2-3 hari sebelum diaplikasikan ke tanah. Beberapa petani juga memfermentasikan tumbuhan tersebut dengan EM4 untuk meningkatkan kualitasnya sebagai pupuk cair.
Tips Tambahan
- Lakukan panen secara berkala (setiap 5-7 hari) untuk mencegah kepadatan berlebihan
- Tambahkan aerasi sederhana jika budidaya dilakukan dalam wadah tertutup
- Untuk daerah dengan sinar matahari intens, buat naungan parsial untuk mencegah penguapan berlebihan
Penutup
Dunia sedang menghadapi kelangkaan pupuk, mahalnya pakan ternak, dan degradasi tanah. Azolla menawarkan solusi murah, alami, dan berkelanjutan. Negara seperti China, Vietnam, dan India sudah serius mengembangkannya. Indonesia? Masih tertinggal. Padahal, potensinya sangat besar! Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Baca juga:
- Mengenal Jenis Jeruk Pamelo (Jeruk Bali) di Indonesia
- Jenis-Jenis Jeruk Keprok di Indonesia
- Ciri-Ciri Jeruk Nipis dan Cara Menanam di Rumah
- Cara Menanam Cabe Langsung di Tanah untuk Hasil Melimpah
- Mengenal Jeruk Santang yang Kaya Manfaat dan Cara Budidaya
Referensi
- Bairagi, A., Sarkar Ghosh, K., Sen, S. K., & Ray, A. K. (2019). Nutritional evaluation of Azolla pinnata as dietary protein source for Labeo rohita fingerlings. Journal of Applied Aquaculture, 31(2), 139-154.
- Brouwer, P., van der Werf, A., Schluepmann, H., & Reichart, G. J. (2018). Azolla as a sustainable feedstock for bioenergy and bioproducts. GCB Bioenergy, 10(11), 802-817.
- Correa, S. B., et al. (2021). Azolla cover reduces methane emissions from tropical rice fields. Agriculture, Ecosystems & Environment, 306, 107191.
- Dianawati, M., et al. (2021). Utilization of Azolla microphylla as natural feed for tilapia aquaculture in West Java. Indonesian Journal of Fisheries Science, 24(1), 45-53.
- Li, X., et al. (2019). Azolla biofertilizer for sustainable rice production in China. Frontiers in Plant Science, 10, 1224.
- Vlek, P. L. G., et al. (2018). The potential of Azolla for rice production in the Mekong Delta. Nutrient Cycling in Agroecosystems, 112(2), 147-162.