Ini Cara Menanam Jeruk Kasturi (Kalamansi) dari Biji dalam Pot

Jeruk Kasturi

Jeruk kasturi, atau yang lebih dikenal sebagai jeruk kalamansi, adalah salah satu tanaman buah yang mudah dibudidayakan di rumah. Selain rasanya yang segar, perpaduan antara manis dan asam, jeruk ini juga kaya akan vitamin C dan mineral yang baik untuk kesehatan. Tak hanya itu, pohonnya yang rimbun tapi tidak terlalu tinggi membuatnya cocok ditanam di pot, bahkan di halaman depan rumah yang terbatas.

Mengenal Jeruk Kasturi (Kalamansi)

Sebelum masuk ke teknik penanaman, ada baiknya kita mengenal lebih dekat tanaman ini. Jeruk kasturi (Citrus microcarpa) sering disebut juga jeruk kalamansi, jeruk calamondin, atau jeruk pecel. Ukurannya kecil, kulitnya tipis berwarna hijau kekuningan saat matang, dan daging buahnya juicy dengan rasa asam manis yang khas.

Tanaman ini berasal dari Filipina, tapi sudah sangat populer di Indonesia, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masakan, atau bahkan campuran sambal. Keunggulan lainnya, pohon jeruk kasturi relatif tahan terhadap hama dan bisa berbuah lebat meski ditanam dalam pot.

Selain enak, jeruk kasturi punya banyak khasiat:

  • Tinggi vitamin C – Meningkatkan imunitas tubuh.
  • Asam sitratnya – Membantu pencernaan dan mencegah sembelit.
  • Antioksidan alami – Menangkal radikal bebas penyebab penuaan dini.

Cara Menanam Jeruk Kasturi (Kalamansi) dari Biji dalam Pot

Berikut langkah demi langkah cara menanam jeruk kasturi dari biji dalam pot.

1. Memilih Bibit Jeruk Kasturi yang Unggul

Proses menanam jeruk kasturi dapat diawali dengan dua metode utama – melalui biji atau teknik cangkok. Bagi pemula, penggunaan biji sering menjadi pilihan utama karena lebih praktis dan ekonomis. Untuk mendapatkan hasil terbaik, pemilihan bibit harus dilakukan dengan cermat. Langkah pertama adalah memastikan buah yang akan diambil bijinya benar-benar telah matang sempurna, ditandai dengan warna kulit yang telah berubah dari hijau menjadi kuning-oranye. Hindari menggunakan buah yang masih muda karena viabilitas bijinya lebih rendah.

Setelah mendapatkan buah yang tepat, belah buah dan ambil bijinya dengan hati-hati. Seleksi biji yang akan digunakan dengan memilih yang berbentuk sempurna, tidak keriput, tidak berlubang, dan bebas dari tanda-tanda jamur. Biji yang cacat sebaiknya dibuang karena memiliki potensi tumbuh yang rendah. Tahap selanjutnya adalah membersihkan lendir yang menempel pada biji, karena lendir ini dapat menjadi media pertumbuhan jamur. Caranya dengan mencucinya di air mengalir, kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 2-3 hari hingga benar-benar kering.

Sebagai tips tambahan, beberapa praktisi pertanian merekomendasikan perendaman biji dalam air hangat (bukan air panas) selama semalam sebelum penanaman. Teknik ini dipercaya dapat memecah masa dormansi biji dan mempercepat proses perkecambahan. Namun, metode ini bersifat opsional dan tidak wajib dilakukan.

2. Menyiapkan Media Tanam yang Ideal

Keberhasilan budidaya jeruk kasturi sangat ditentukan oleh kualitas media tanam yang digunakan. Tanaman ini membutuhkan media yang gembur, kaya nutrisi, dan memiliki sistem drainase yang baik. Komposisi ideal media tanam terdiri dari tiga komponen utama dengan perbandingan tertentu. Bagian terbesar adalah tanah gembur yang berfungsi sebagai media utama, sebaiknya pilih tanah yang tidak terlalu liat untuk memastikan aerasi yang baik. Tanah liat yang terlalu padat dapat menyebabkan akar sulit berkembang dan rentan terhadap pembusukan.

Komponen kedua adalah bahan organik berupa kompos matang atau kotoran kambing yang telah difermentasi. Bahan ini berperan sebagai sumber nutrisi alami bagi tanaman. Bagian ketiga adalah material untuk memperbaiki drainase, bisa berupa sekam bakar atau pasir kasar. Material ini akan mencegah media tanam menjadi terlalu padat dan memastikan kelebihan air dapat mengalir dengan baik.

Penyiapan pot merupakan langkah krusial berikutnya. Pilih pot yang memiliki lubang drainase di bagian bawah untuk mencegah genangan air. Sebelum diisi media tanam, dasar pot sebaiknya dilapisi dengan pecahan genting atau batu bata setebal 2-3 cm. Lapisan ini berfungsi sebagai penyaring agar media tanam tidak keluar melalui lubang drainase sekaligus menjaga kelembaban yang optimal. Isi pot dengan campuran media tanam hingga mencapai 2/3 tinggi pot, sisakan ruang sekitar 10 cm dari bibir pot untuk memudahkan penyiraman.

3. Proses Penanaman Bibit

Setelah media tanam siap, tahap berikutnya adalah proses penanaman biji. Buat lubang tanam sedalam 3-5 cm di tengah-tengah pot menggunakan jari atau alat bantu kecil. Sebagai antisipasi jika ada biji yang tidak tumbuh, disarankan untuk menanam 2-3 biji sekaligus dalam satu lubang. Setelah biji dimasukkan, tutup kembali dengan media tanam dan padatkan perlahan. Siram secukupnya menggunakan sprayer untuk menjaga kelembaban tanpa membuat media menjadi terlalu basah.

Penempatan pot setelah penanaman perlu diperhatikan. Letakkan di lokasi yang mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup tetapi terlindung dari terik matahari siang yang terlalu kuat. Lokasi yang ideal adalah area yang mendapat sinar matahari langsung selama 4-6 jam per hari. Dalam kondisi normal, biji jeruk kasturi akan mulai berkecambah dalam waktu 2-4 minggu setelah tanam.

Ketika bibit telah mengeluarkan 4-6 daun sejati, saatnya untuk melakukan seleksi bila kamu menanam lebih dari satu biji per pot. Pilih bibit yang tampak paling kuat dan sehat, kemudian pindahkan ke pot yang lebih besar jika diperlukan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada sistem perakaran yang masih rentan.

4. Perawatan Harian agar Cepat Berbuah

Fase perawatan merupakan tahap paling menentukan dalam budidaya jeruk kasturi. Tanpa perhatian yang memadai, tanaman bisa tumbuh tidak optimal dan sulit berbuah. Penyiraman harus dilakukan secara teratur, idealnya 1-2 kali sehari pada pagi dan sore saat musim kemarau. Frekuensi penyiraman perlu dikurangi menjadi 2-3 hari sekali saat musim hujan untuk mencegah kelebihan air yang dapat menyebabkan busuk akar.

Pemupukan merupakan faktor penting lainnya. Pupuk NPK dengan komposisi seimbang (15-15-15) dapat diberikan setiap 3-4 bulan sekali dengan dosis awal 25 gram per tanaman. Seiring pertumbuhan tanaman, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap. Bagi yang lebih menyukai pertanian organik, pupuk kandang atau kompos dapat diaplikasikan setiap 2 bulan sekali untuk menjaga kesuburan tanah.

Sedangkan pemangkasan merupakan aspek perawatan yang sering diabaikan padahal sangat penting. Rutinlah memangkas ranting yang kering, rusak, atau terinfeksi penyakit. Pemangkasan juga dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar lebih rimbun dengan memotong ujung tunas. Hal ini akan merangsang pertumbuhan cabang baru yang lebih produktif.

Untuk pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif. Untuk mengatasi serangan kutu daun dan ulat, larutan sabun atau pestisida alami dari ekstrak bawang putih bisa digunakan. Sedangkan untuk mencegah jamur, pastikan sirkulasi udara di sekitar tanaman baik dan media tanam tidak terlalu lembap. Jika diperlukan, fungisida dapat diaplikasikan sesuai dosis yang dianjurkan.

5. Masa Panen dan Pasca Panen

Dengan perawatan yang konsisten, jeruk kasturi biasanya mulai berbuah dalam waktu 8-12 bulan setelah tanam. Beberapa indikator dapat digunakan untuk menentukan waktu panen yang tepat. Perubahan warna kulit dari hijau pekat menjadi kuning-oranye adalah tanda utama kematangan buah. Tekstur kulit yang mulai melunak saat ditekan lembut dan aroma khas jeruk yang kuat juga menjadi petunjuk buah siap dipanen.

Teknik panen yang benar akan memengaruhi kualitas buah dan kesehatan tanaman. Gunakan gunting kebun yang bersih untuk memotong tangkai buah, hindari memetik langsung dengan tangan karena dapat merusak jaringan tanaman. Buah yang telah dipanen dapat disimpan pada suhu ruang selama 1-2 minggu. Untuk penyimpanan lebih lama, buah dapat dimasukkan ke dalam kulkas dengan pembungkus yang memadai.

Perlu diperhatikan bahwa produktivitas tanaman akan meningkat seiring dengan pertumbuhannya. Pada tahun pertama, jumlah buah mungkin masih terbatas, tetapi akan bertambah banyak pada tahun-tahun berikutnya jika tanaman dirawat dengan baik. Pemupukan rutin dan pemangkasan yang tepat akan mendorong pembuahan yang lebih lebat di musim-musim berikutnya.

Troubleshooting: Masalah Umum & Solusinya

Dalam proses menanam jeruk kasturi, beberapa masalah sering muncul yang dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Berikut penjelasan mengenai masalah umum beserta solusi tepat untuk mengatasinya:

1. Daun Menguning

Masalah daun menguning pada jeruk kasturi merupakan gejala umum yang sering dijumpai. Menurut penelitian Wijaya (2021), kondisi ini biasanya disebabkan oleh dua faktor utama: kelebihan air yang menyebabkan akar sulit bernafas dan kekurangan unsur nitrogen. Kelebihan air akan membuat akar membusuk sehingga tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik, sementara kekurangan nitrogen menyebabkan terganggunya proses pembentukan klorofil.

Solusi komprehensif untuk masalah ini meliputi:

  • Mengatur ulang jadwal penyiraman menjadi lebih jarang, cukup ketika media tanam terlihat kering
  • Memberikan pupuk NPK dengan kandungan nitrogen tinggi (urea atau ZA) dengan dosis 25-50 gram per tanaman
  • Memastikan sistem drainase pot berfungsi dengan baik untuk mencegah genangan air
  • Menambahkan bahan organik seperti kompos untuk memperbaiki struktur tanah (Sutopo, 2019)

2. Bunga Rontok Sebelum Menjadi Buah

Fenomena bunga rontok prematur seringkali membuat frustasi para pekebun. Berdasarkan panduan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2020), penyebab utama masalah ini adalah:

  • Intensitas cahaya matahari yang kurang (kurang dari 5 jam/hari)
  • Kekurangan unsur fosfor yang penting dalam proses pembungaan
  • Stres lingkungan seperti perubahan suhu drastis atau kelembaban tidak stabil

Solusi yang direkomendasikan oleh AVRDC (2017) mencakup:

  • Memindahkan tanaman ke lokasi yang mendapatkan sinar matahari penuh minimal 6-8 jam sehari
  • Aplikasi pupuk fosfor tinggi seperti SP-36 atau pupuk majemuk dengan kandungan P tinggi (contoh: NPK 15-30-15)
  • Menjaga kelembaban stabil dengan mulsa organik di permukaan media tanam
  • Menghindari penyiraman saat tanaman sedang berbunga lebat

3. Buah Kecil-Kecil dan Tidak Berkembang

Produksi buah yang kecil-kecil seringkali menunjukkan masalah nutrisi dan energi tanaman. Santoso dan Prasetyo (2022) dalam penelitiannya menemukan bahwa penyebab utama meliputi:

  • Ketersediaan nutrisi makro dan mikro yang tidak seimbang
  • Tajuk tanaman terlalu rimbun sehingga kompetisi fotosintat tinggi
  • Beban buah terlalu banyak tanpa diimbangi pemupukan yang cukup

Solusi terpadu yang dapat diterapkan:

  • Pemupukan berimbang dengan interval lebih sering (setiap 2 bulan) menggunakan pupuk lengkap
  • Pemangkasan selektif untuk mengurangi kerimbunan dan meningkatkan sirkulasi udara
  • Penjarangan buah saat masih pentil untuk mengurangi beban tanaman
  • Aplikasi pupuk daun mengandung unsur mikro seperti Zn dan B untuk meningkatkan kualitas buah (Departemen Pertanian RI, 2020)

Menurut Purwanto dan Sudarmo (2021), banyak masalah fisiologis pada jeruk kasturi sebenarnya dapat dicegah dengan:

  • Pemilihan varietas unggul yang adaptif
  • Pengelolaan media tanam yang tepat sejak awal
  • Pemantauan rutin kondisi tanaman
  • Pencegahan hama dan penyakit secara dini

Demikianlah penjelasan cara menanam jeruk kasturi dari bibit dalam pot beserta perawatannya, Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai tanam jeruk kasturi hari juga. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Referensi

  1. Surya, Y. (2022). Gasing Science Bilingual 6A – IPA Sekolah Dasar Kelas 6. Tangerang: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
  2. Purwanto, A. W., & Sudarmo, H. (2021). Teknik Budidaya Jeruk dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya.
  3. Departemen Pertanian Republik Indonesia. (2020). Panduan Pemupukan Tanaman Buah. Jakarta: Kementerian Pertanian RI.
  4. Rahayu, M., & Setiawan, B. (2019). Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.
  5. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2020). Prospek dan Strategi Pengembangan Jeruk di Indonesia. Bogor: Balitbangtan Press.
  6. Sutopo, L. (2019). Teknologi Benih Hortikultura. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  7. Asian Vegetable Research and Development Center. (2017). Kalamansi Production Guide. Taiwan: AVRDC Publication.
Please follow and like us:
Scroll to Top