Inilah Daftar 10 Cabe Terpedas di Dunia

Cabe Terpedas di Dunia

Cabe Terpedas di Dunia – Kalau kamu pecinta makanan pedas, pasti sering penasaran sebenarnya cabe apa sih yang paling pedas di dunia? Ternyata, cabe rawit yang biasa kita temui di warung makan bahkan belum masuk 10 besar! Ada cabe-cabe yang tingkat kepedasannya sampai jutaan Scoville Heat Units (SHU), bahkan ada yang bisa bikin orang muntah, keringat dingin, sampai berhalusinasi.

Cabe Terpedas di Dunia

Bagi para pecinta kuliner pedas, mengetahui jenis-jenis cabe terpedas di dunia adalah sebuah keharusan. Tidak sekadar untuk pengetahuan, tapi juga sebagai tantangan bagi mereka yang ingin menguji nyali. Berikut ini daftar lengkap cabe-cabe paling pedas di planet ini, mulai dari yang baru dinobatkan sebagai juara hingga yang meski sudah “kuno” tetap bikin merinding.

1. Pepper X (2.693.000 SHU)

Pada Oktober 2023, dunia kuliner pedas dikejutkan dengan munculnya Pepper X sebagai pemegang gelar baru cabe terpedas di dunia versi Guinness World Records. Cabe ini berhasil menggeser Carolina Reaper yang sebelumnya tak tergoyahkan. Dikembangkan oleh Ed Currie—sang legenda di balik terciptanya Carolina Reaper—Pepper X memiliki tingkat kepedasan yang mencengangkan, mencapai 2,7 juta SHU. Angka ini hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pendahulunya.

Bagi yang penasaran dengan rasanya, para penikmat pedas profesional menggambarkan pengalaman makan Pepper X sebagai “awalnya manis dan beraroma buah, tapi dalam sekejap berubah menjadi neraka di mulut”. Banyak yang melaporkan efek samping serius seperti keringat dingin, sakit perut tak tertahankan, dan sensasi terbakar yang bisa bertahan berjam-jam. Butuh waktu sepuluh tahun bagi Currie untuk menciptakan monster pedas ini melalui proses persilangan berbagai varietas cabe super pedas. Kini, Pepper X menjadi bintang tamu di acara YouTube terkenal Hot Ones, di mana selebritas diwawancarai sambil menyantapnya.

2. Carolina Reaper (1.641.183 SHU)

Selama satu dekade (2013-2023), Carolina Reaper menjadi momok menakutkan sekaligus primadona dunia cabe ekstrem. Asal-usulnya dari South Carolina, Amerika Serikat, dibalut dengan bentuk unik menyerupai ekor kalajengking yang seolah memperingatkan bahayanya. Dengan 1,64 juta SHU, cabe ini tercatat memakan banyak korban – dari YouTuber yang dirawat intensif hingga peserta lomba makan yang kolaps di panggung.

Proses panennya sendiri merupakan ritual berbahaya. Para pekerja harus mengenakan dua lapis sarung tangan khusus dan kacamata pelindung, karena percikan minyak alaminya mampu menyebabkan luka bakar kimiawi tingkat dua. Sensasi makannya digambarkan sebagai “ledakan nuklir di mulut” – dimulai dengan sentuhan manis yang menipu, lalu berubah menjadi siksaan pedas menyeluruh yang membuat banyak orang berteriak minta pertolongan.

3. Trinidad Scorpion Butch T (1.463.700 SHU)

Nama Trinidad Scorpion Butch T saja sudah cukup membuat merinding. Cabe ini pernah memegang rekor dunia sebelum akhirnya dikalahkan oleh Carolina Reaper. Yang membuatnya istimewa adalah metode penanamannya yang tidak biasa—menggunakan pupuk khusus dari air kotoran cacing!

Penemunya, Marcel de Wit, mengungkapkan bahwa pupuk organik dari cacing ternyata mampu meningkatkan kadar kepedasan cabe secara signifikan. Hasilnya adalah cabe dengan tingkat kepedasan 1,46 juta SHU yang bisa membuat mulut terasa terbakar selama lebih dari setengah jam. Banyak yang menggambarkan pengalaman menyantapnya seperti “disengat kalajengking berulang kali di lidah”. Bahkan koki profesional pun sering menyerah sebelum berhasil menghabiskan satu biji utuh.

4. Naga Viper (1.382.118 SHU)

Dikembangkan di Inggris, Naga Viper sempat menyandang gelar cabe terpedas di dunia pada tahun 2011. Dengan tingkat kepedasan 1,38 juta SHU, cabe ini menjadi bahan utama dalam tantangan makan ekstrem bernama “The Widower”—sebuah hidangan kari yang dijuluki sebagai yang terpedas di dunia.

Fakta mengejutkan muncul dari tantangan ini: dari 300 peserta yang mencoba, hanya satu orang yang berhasil menyelesaikannya. Itupun dengan konsekuensi mengerikan—muntah-muntah dan mengalami halusinasi akibat kepedasan yang tidak manusiawi.

5. Trinidad Moruga Scorpion (1.207.764 SHU)

Berasal dari Trinidad dan Tobago, cabe ini memiliki tingkat kepedasan 1,2 juta SHU. Yang membuatnya istimewa adalah durasi efek pedasnya yang bisa bertahan minimal delapan menit tanpa jeda. Banyak yang menggambarkan sensasinya seperti “meneguk lava cair”, sementara beberapa orang melaporkan mengalami mati rasa sementara di lidah karena sarafnya kewalahan menahan rasa pedas.

6. Pot Douglah (1.853.936 SHU)

Berbeda dengan kebanyakan cabe super pedas yang berwarna merah menyala, 7 Pot Douglah justru hadir dengan warna cokelat kehitaman yang unik. Meski kurang populer dibicarakan, tingkat kepedasannya mencapai 1,85 juta SHU—bahkan lebih tinggi dari Carolina Reaper!

Rasanya digambarkan memiliki aroma smoky dan earthy, tapi diikuti dengan ledakan pedas yang brutal. Banyak yang menyamakan pengalaman memakannya dengan “digigit ular berbisa di lidah”.

7. Bhut Jolokia/Ghost Pepper (1.001.304 SHU)

Asli India, Bhut Jolokia atau lebih dikenal sebagai Ghost Pepper adalah cabe pertama di dunia yang berhasil menembus angka 1 juta SHU. Selama periode 2007-2011, ia memegang gelar sebagai yang terpedas.

Fakta unik: di India, cabe ini digunakan untuk mengusir gajah liar karena asapnya yang pedas membuat hewan besar itu tidak betah. Namun jika dikonsumsi manusia secara berlebihan, bisa menyebabkan muntah darah.

8. Red Savina (577.000 SHU)

Di dunia cabe ekstrem, Red Savina layak dijuluki sebagai “kakek buyut”-nya semua cabe super pedas modern. Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, tepatnya antara tahun 1994 sampai 2006, Red Savina menjadi standar emas yang menentukan arti sesungguhnya dari kepedasan ekstrem. Dengan skor 577.000 SHU pada skala Scoville, cabe hasil pengembangan Frank Garcia ini sempat membuat gempar komunitas pecinta pedas di seluruh dunia.

Yang membuat Red Savina istimewa bukan hanya angka SHU-nya yang fenomenal di masanya, tapi juga karakter rasanya yang seimbang. Berbeda dengan monster pedas masa kini yang cenderung “membunuh” indera perasa, Red Savina menawarkan harmoni unik antara ledakan pedas yang menggigit dengan aroma buah yang lembut. Inilah yang membuatnya tetap digemari meski sudah tergeser oleh generasi penerusnya yang lebih ganas.

Bagi para kolektor cabe, memiliki Red Savina sama seperti memiliki sepotong sejarah. Cabe ini adalah bukti nyata bagaimana sebuah varietas bisa mengubah lanskap kuliner pedas global dan menginspirasi lahirnya generasi baru cabe-cabe super pedas yang kita kenal sekarang.

9. Scotch Bonnet (350.000 SHU)

Melangkah ke wilayah Karibia, kita akan menemukan Scotch Bonnet – si kecil yang penuh kejutan. Dengan tingkat kepedasan sekitar 350.000 SHU, cabe berwarna cerah ini mungkin terlihat “ramah” dibandingkan para raksasa pedas lainnya, tapi jangan salah – ia tetap bisa membuat orang menangis jika dikonsumsi sembarangan.

Scotch Bonnet adalah jiwa dari masakan Karibia, terutama Jamaica. Cabe ini bukan sekadar bumbu pedas biasa, melainkan bahan utama yang memberi identitas pada hidangan-hidangan ikonik seperti jerk chicken dan berbagai saus tradisional. Yang membedakannya adalah aroma khasnya yang manis dan floral, membuatnya cocok dipadukan dengan buah-buahan tropis seperti mangga dan nanas dalam pembuatan saus.

Bentuknya yang menggemaskan – menyerupai topi Skotlandia (hence the name) – sering menipu banyak orang. Tapi begitu digigit, sensasi pedas yang tajam langsung menyebar ke seluruh mulut. Namun berbeda dengan cabe super pedas lainnya, kepedasan Scotch Bonnet cenderung lebih cepat mereda, membuatnya lebih bisa dinikmati dalam konteks kuliner sehari-hari.

10. Habanero (100.000-350.000 SHU)

Untuk para pemula yang ingin memulai petualangan di dunia cabe super pedas, Habanero adalah titik awal yang sempurna. Dengan kisaran kepedasan antara 100.000 sampai 350.000 SHU, cabe asal Meksiko ini menawarkan pengalaman pedas yang “terkendali” namun tetap menggigit.

Yang membuat Habanero istimewa adalah ketersediaannya yang luas. Berbeda dengan cabe-cabe super pedas lain yang sulit ditemukan, Habanero bisa dengan mudah didapat di supermarket besar atau toko bahan makanan khusus. Varietasnya pun beragam, mulai dari yang berwarna oranye terang hingga cokelat gelap, masing-masing dengan karakter rasa yang sedikit berbeda.

Di dapur, Habanero merupakan bahan serba bisa. Ia bisa diolah menjadi sambal, diawetkan, dikeringkan, atau bahkan digunakan utuh untuk memberikan sentuhan pedas pada hidangan. Banyak chef profesional merekomendasikan Habanero sebagai bahan latihan sebelum mencoba cabe-cabe yang lebih ekstrem, karena memberikan pengalaman pedas yang cukup kuat tapi tidak sampai membuat trauma.

Cabe-cabe di atas bukan bahan mainan. Konsumsinya membutuhkan persiapan khusus dan pengawasan medis. Reaksi tubuh setiap orang berbeda dari syok anafilaksis hingga luka bakar internal. Bahkan para petani profesional menggunakan alat pelindung lengkap saat menanganinya. Jadi, beranikah kamu mencoba? Atau lebih baik menikmati sensasi pedas yang lebih manusiawi? Pilihan ada di tangan kamu. Semoga informasi tentang Cabe Terpedas di Dunia dapat menambah wawasan.

Baca juga:

Please follow and like us:
Scroll to Top