5 Tahapan Cara Menanam Jahe untuk Pemula

Cara Menanam Jahe

Cara Menanam Jahe – Jahe, salah satu rempah-rempah yang paling populer di Indonesia, tidak hanya dikenal sebagai bumbu masakan tetapi juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga meredakan gejala flu, jahe telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Menanam jahe di rumah bisa menjadi pilihan yang baik. Pertama, jahe merupakan tanaman yang relatif mudah tumbuh, bahkan untuk pemula sekalipun. Kedua, dengan menanam jahe sendiri, Kamu dapat memastikan kualitas dan kebersihan jahe yang dikonsumsi. Ketiga, jahe memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, sehingga menanamnya bisa menjadi investasi kecil yang menguntungkan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Plants Studies, jahe mengandung senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan (Journal of Medicinal Plants Studies, 2017).

Cara Menanam Jahe untuk Pemula

Berikut ini tahapan-tahapan yang dilalui menanam jahe.

1. Memilih Jenis Jahe yang Tepat

Langkah pertama dalam menanam jahe adalah memilih jenis jahe yang sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa jenis jahe yang umum ditanam di Indonesia, antara lain:

  • Jahe Putih Besar (Jahe Gajah) memiliki ukuran rimpang yang besar, berwarna putih kekuningan, dan biasanya digunakan untuk keperluan industri atau ekspor. Jahe gajah cocok ditanam jika Anda memiliki lahan yang cukup luas.
  • Jahe Putih Kecil (Jahe Emprit) berukuran lebih kecil, berlapis-lapis, dan memiliki rasa yang lebih pedas dibandingkan jahe gajah. Jahe emprit sering digunakan sebagai bahan baku jamu atau minuman tradisional.
  • Jahe merah memiliki rimpang berwarna merah atau jingga muda, dengan aroma yang lebih tajam dan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi. Jahe merah biasanya digunakan untuk pengobatan tradisional.

Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), pemilihan bibit jahe yang berkualitas sangat penting untuk keberhasilan budidaya jahe. Pastikan bibit yang kamu pilih memiliki ciri-ciri seperti ukuran rimpang besar, masih segar, tidak keriput, dan bebas dari hama atau penyakit (Balittro, 2020).

2. Menyiapkan Bibit Jahe

Setelah memilih jenis jahe, langkah selanjutnya adalah menyiapkan bibit jahe. Kamu bisa membeli bibit jahe dari toko pertanian atau menggunakan jahe yang sudah ada di rumah. Berikut cara menyiapkan bibit jahe:

  • Setelah memilih rimpang jahe, potong menjadi beberapa bagian, dengan setiap bagian memiliki setidaknya 2-3 mata tunas. Pastikan alat yang digunakan untuk memotong bersih dan tajam untuk menghindari infeksi pada rimpang.
  • Setelah dipotong, keringkan rimpang jahe di tempat yang teduh selama 1-2 hari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko pembusukan saat ditanam.
  • Untuk mencegah serangan jamur, rendam rimpang jahe dalam larutan fungisida atau air hangat selama 15-30 menit sebelum ditanam.

3. Menyiapkan Media Tanam

Media tanam yang baik adalah kunci keberhasilan dalam menanam jahe. Jahe membutuhkan tanah yang gembur, subur, dan memiliki drainase yang baik. Berikut langkah-langkah menyiapkan media tanam:

  • Jahe bisa ditanam di lahan terbuka, pot, atau polybag. Bila menggunakan pot, pastikan pot memiliki diameter minimal 30 cm dan kedalaman 35 cm.
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Pupuk kandang akan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan jahe untuk tumbuh.
  • Setelah dicampur, diamkan media tanam selama 1 minggu untuk memungkinkan proses fermentasi alami terjadi. Hal ini akan membuat tanah lebih siap untuk ditanami.
  • Bila menggunakan pot atau polybag, pastikan ada lubang di bagian bawah untuk mengalirkan air berlebih. Jahe tidak menyukai tanah yang terlalu basah karena dapat menyebabkan pembusukan.

4. Menanam Jahe

Setelah media tanam siap, langkah selanjutnya adalah menanam jahe. Berikut panduannya:

  • Buat lubang tanam sedalam 5-10 cm. Jika menanam di pot, cukup buat satu lubang per pot. Jika menanam di lahan terbuka, beri jarak sekitar 20 cm antar lubang.
  • Letakkan bibit jahe di lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas. Tutup dengan tanah, tetapi jangan terlalu rapat agar tunas bisa tumbuh dengan leluasa.
  • Siram media tanam dengan air secukupnya. Pastikan tanah lembap, tetapi tidak tergenang air.
  • Untuk mencegah serangan jamur, taburkan furadan atau fungisida di sekitar tanaman.

5. Panen Jahe

Jahe biasanya bisa dipanen setelah 8-12 bulan, tergantung pada jenis jahe dan kondisi pertumbuhan. Berikut tanda-tanda jahe siap panen:

  • Saat jahe siap panen, daunnya akan mulai menguning dan layu.
  • Rimpang jahe akan terlihat besar dan padat.
  • Jahe yang matang akan mengeluarkan aroma khas yang kuat.

Untuk memanen jahe, gali tanah di sekitar tanaman dengan hati-hati agar tidak merusak rimpang. Setelah dipanen, bersihkan rimpang dari tanah dan keringkan di tempat yang teduh sebelum disimpan atau digunakan.

Manfaat Jahe untuk Kesehatan

Selain sebagai bumbu masakan, jahe memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology, jahe dapat membantu meredakan mual, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Journal of Ethnopharmacology, 2015). Selain itu, jahe juga dikenal dapat membantu mengatasi masalah pencernaan, mengurangi nyeri otot, dan menurunkan kadar gula darah.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Kamu dapat menikmati jahe segar langsung dari pekarangan rumah. Selain itu, menanam jahe juga bisa menjadi cara untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga, terutama di masa pandemi seperti sekarang. Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah menanam jahe hari ini dan rasakan manfaatnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Baca juga:

Please follow and like us:
Scroll to Top